Jakarta, Aktual.com – Di tengah acara mengampanyekan Ayo Menabung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritisi kebijakan perbankan yang selama ini memberikan tarif biaya administrasi perbankan cukup tinggi. Sehingga, isi tabungan pun kerap tergerus oleh biaya administrasi yang tinggi itu. Jokowi meminta bank-bank tersebut untuk menurunkan biaya administrasi.
“Saya titip kepada seluruh pimpinan bank, yang saya lihat masih ada keluhan adanya masalah yang berkaitan dengan biaya tabungan,” cetus Jokowi di Jakarta, Senin (31/10).
Menurut Presiden, terkadang dengan tabungan yang kecil, nasabah belum mengisi kembali. Tapi kemudian, tabungan tersebut saldonya malah terkuras oleh biaya administrasi perbankan yang tak kecil itu.
“Jadi ini (masalah administrasi perbankan) tolong khusus yang tabungan ya (dikurangi). Karena kadang-kadang kalau tabungan kita kecil, kita tidak isi lagi, tahu-tahu tabungan kita habis karena tergerus oleh biaya perbankan,” kritik Jokowi.
Saat ini, ketika regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta untuk adanya peningkatan literasi keuangan, namun sayangnya sekarang biaya administrasi perbankan juga cukup mengganggu.
“Potenai kita besar. Indonesia yang mencapai 252 juta adalah kekuatan. Ini adalah kekuatan. Dengan pendudk sebesar itu, kita tidak ingin hanya menjadi konsumen, kita tidak ingin hanya jadi pasar. Tetapi menjadi sebuah kekuatan produktif. Makanya bisa masuk ke tabungan,” paparnya.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dari tingkat investasi dan tingkat tabungan masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat di suatu negara tentu akan menggerakkan roda perekonomian.
“Melalui tersedianya dana yang dapat disalurkan guna investasi di sektor riil maupun di sektor keuangan,” jelas dia.
Saat ini, Jokowi melanjutkan, rasio porsi tabungan terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita masih sangat rendah kurang lebih 20% padahal idealnya adalah 32%. Selain itu, tingkat kepemilikan rekening juga masih rendah masih di angka 19% dari total penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun.
Semuanya, kata dia, masih sangat bisa dikembangkan. Mengingat potensi tabungan kelompok pelajar saja mencapai 44 juta siswa, kelompok mahasiswa dan pemuda juga berjumlah sekitar 55 juta orang
“Dan tentunya ini bisa menjadi target penghimpunan dana yang masih cukup potensial,” jelas Jokowi.
Terkait biaya administrasi perbankan yang masih dikeluhkan, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono enggan untuk mengikuti instruksi Preaiden itu.
Menurutnya, jenis tabungan untuk segmen menengah ke atas memang dikenai tarif biaya yang sesuai dengan jumlah tabungannya.
“Jadi tabungan itu banyak jenisnya. Yang untuk kelas menengah ke atas ada biayanya. Tapi ada beberapa tabungan yang biayanya kita bebaskan. Contohnya tabungan simpel (simpanan pelajar), kemudian tabungan untuk penyaluran bantuan sosial. Itu juga (dibebaskan),” tegas Maryono.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka