Foto pembangunan tunnel terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Kabupaten Bandung Barat. (Foto dok. KCIC)

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK mewanti-wanti agar pemerintah jangan terjebak menggunakan uang negara dan menanggung bengkaknya biaya proyek infrastruktur pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Jangan terjebak mau menggelontorkan dana APBN untuk menanggung pembengkakan biaya,” ungkap Amin AK dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/8).

Ia menilai ada sejumlah kejanggalan proyek kereta cepat Jakarta Bandung sejak proposal proyek disampaikan China pada pertengahan Agustus 2015 silam.

Menurutnya, China ketika itu, menawarkan biaya proyek yang lebih murah dibanding Jepang dan menjanjikan proyek dikerjakan secara business to business (B2B) tanpa perlu jaminan pemerintah. Namun dalam perjalanannya, pembangunan ini membuat Indonesia terjebak pada dilema.

Sementara melanjutkan proyek dengan resiko beban utang yang makin besar, jika  menghentikan proyek dengan resiko proyek mangkrak, namun tetap membayar utang yang sudah terlanjur berjalan.

Sementara untuk menghentikannya, menurut politisi dari fraksi PKS ini juga sulit. Selain karena sudah terlanjur menggunakan dana sangat besar, pengerjaan proyek ini sudah melebihi delapan puluh persen.

“Sejak awal studi kelayakan dilakukan pihak China. Sangat aneh jika mereka tidak mampu mendeteksi potensi pembengkakan biaya tersebut. Apakah ini karena kredibilitas dan kualitas studi kelayakan yang rendah atau sebuah jebakan agar proyek rugi tersebut tetap berjalan,” pungkas legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Timur IV ini.

Untuk informasi, pemerintah akan menyuntikkan dana Rp 4,1 triliun lewat skema penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero). Uang sebesar itu bakal digunakan untuk penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, PMN sangat dibutuhkan KAI dalam menjalankan penugasan dari pemerintah untuk menyelesaikan proyek kereta cepat. KAI sendiri merupakan bagian dari konsorsium BUMN dalam perusahaan patungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dede Eka Nurdiansyah