Dalam aksinya relawan PKS Jakarta melihat petani tomat sedang mengalami kerugian karena harga jual tomat yang anjlok hingga Rp.300 per kilogram untuk tomat sayur dan Rp.1.700 per kilogram untuk tomat.

Jakarta, Aktual.com – Petani tomat di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, terancam merugi lantaran harga jual di tingkat petani sejak sepekan belakangan anjlok di kisaran Rp600 per kg atau mencapai 50 persen dari Rp1.200.

“Harga ini terus menurun setelah sebelumnya sempat naik di kisaran Rp1.200 per kg. Kalau harganya di bawah seribu seperti ini sudah pasti rugi, dan tidak bisa balik modal,” kata Totok (35) petani di Talang Rimbo Lama, Kecamatan Curup Tengah, Sabtu (6/8).

Turunnya harga jual tomat di daerah tersebut, kata dia, sangat berdampak dan akan berpengaruh terhadap pendapatan. Apalagi petani di wilayah itu sebagian besar adalah petani penggarap dengan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan atau pemodal.

Tomat yang ditanamnya di lahan seluas 1/4 hektare ini, tambah dia, jika lagi panen normal bisa menghasilkan 3 ton buah tomat segar.

Untuk sekali tanam, buah tomat tersebut akan dipanen secara bertahap dengan lama pemanenan bisa sampai tujuh kali selama pertumbuhannya.

“Untuk mengolah seluas ini modal yang dikeluarkan mencapai Rp15 juta, baik untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan pertanian, plastik mulsa, pembelian kotak atau peti untuk kemasan serta biaya pengolahan. Biasanya kami baru untung jika harga jualnya mencapai Rp2.500 per kg,” ujarnya.

Untuk menyiasati agar tidak merugi, dirinya melakukan pola tanam tumpang sari dengan tanaman pendukung berupa kol bulat, daun bawang atau cabai merah keriting.

Namun pada musim tanam kali ini dirinya tidak dapat berbuat banyak karena selain harga tomat anjlok juga diikuti harga kol bulat yang dibeli Rp800 pedagang per kg.

Sedangkan untuk cabai merah baru tumbuh, dan kemungkinan akan panen beberapa bulan ke depan.

Sementara menurut Yus, seorang pedagang pungumpul yang ditemui di lokasi kebun Totok, harga sayuran ini mengalami penurunan sejak pertengahan Juli 2016.

Harga ini terus turun seiring dengan banyaknya stok sayuran di pasaran luar kota.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka