Presiden Jokowi bersama Obama saat kunjungan ke AS (26/10/2015).

Jakarta, Aktual.com — Aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 14 Januari 2016 lalu disinggung oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam Opening Session pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-ASEAN di Sunnylands Center, Rancho Mirage, California, Senin (16/2) sore waktu setempat.

“Seperti kita telah diingatkan kembali oleh serangan di Jakarta bulan lalu, momok terorisme menuntut kita untuk tetap waspada,” kata Obama.

Dalam konferensi yang dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo ini Obama berharap semua negara dapat saling bekerjasama dalam melindungi warganya.

Isu pemberantasan terorisme dan ekstrimisme memang menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan itu.

Indonesia sendiri dalam pertemuan itu juga akan fokus dalam upaya memperkuat kerja sama dalam pemberantasan terorisme dan ekstrimisme.

Di samping juga akan melakukan pertukaran pandangan tentang keadaan kawasan saat ini (regional architecture).

Selain soal terorisme, Obama juga menyatakan bangga kepada para pemimpin ASEAN yang telah mendorong generasi muda untuk membangun kawasan.

“Dan idealisme mereka, keberanian mereka, kerelaan mereka untuk bekerja bagi masa depan yang mereka yakini semestinya memberikan kita semua harapan,” katanya.

Presiden Obama menegaskan sebagai pemimpin, kepala negara/pemerintahan harus bisa menjawab aspirasi masyarakat.

“Dan di sini dalam pertemuan, kita bisa menegaskan kembali kekuatan itu, kemakmuran, dan komunitas inklusif yang mewajibkan good governance, aturan hukum, institusi akuntabel, masyarakat sipil yang bersemangat, dan penegakan HAM,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Obama juga menekankan pentingnya bekerja sama untuk menerima persetujuan perubahan iklim di Paris yang perlu untuk segera diimplementasikan.

“Dan meningkatkan investasi dalam kebersihan, energi yang terjangkau, termasuk bagi negara berkembang,” katanya.

Obama menggarisbawahi KTT AS-ASEAN berpijak pada visi yang sama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menciptakan peluang bagi semua, kerja sama keamanan dan resolusi damai bagi konflik, meningkatkan harkat dan martabat manusia, termasuk menghormati HAM.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara