Presiden Anerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANTARA/Anadolu/aa.

Washington, Aktual.com – Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Rabu (10/4), mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum berbuat cukup untuk memastikan bantuan kemanusiaan masuk Jalur Gaza yang terkepung.

Biden menyebutkan janji-janji yang disampaikan pemimpin Israel kepadanya, termasuk soal meningkatkan jumlah bantuan yang masuk ke Gaz dan “mengurangi secara signifikan” korban sipil di Gaza dan wilayah lain yang digempur aksi militer Israel.

Biden tidak secara terperinci menyebut wilayah yang dimaksud, namun Israel telah melancarkan serangan di Lebanon dan Suriah.

“Saya sudah blak-blakan dan terus terang kepada perdana menteri, kepada kabinet perangnya, serta kabinetnya,” kata Biden selama konferensi pers bersama PM Jepang Fumio Kishida di Gedung Putih.

Presiden merujuk pada peningkatan jumlah truk yang membawa bantuan kemanusiaan yang dapat memasuki Gaza baru-baru ini, namun dia mengatakan, “Itu tidak cukup.”

“Perlu lebih banyak lagi, dan ada satu pembukaan lagi yang harus dilakukan di wilayah utara. Jadi kita akan lihat apa yang dia (Netanyahu, red) lakukan dalam memenuhi komitmen yang dia ,” katanya, menambahkan.

Biden kemungkinan besar merujuk pernyataannya itu pada penyeberangan Erez di sepanjang perbatasan utara Gaza dengan Israel.

Gedung Putih, kantor presiden AS, mengatakan pemerintah Israel telah berkomitmen membuka perbatasan Erez bagi pengiriman bantuan.

Biden memperingatkan bahwa dukungan AS di masa depan untuk perang Israel di Gaza akan tergantung pada apakah  pemerintah Israel melakukan reformasi besar-besaran terkait perang yang dilancarkannya.

Peringatan tersebut muncul setelah tujuh pekerja kemanusiaan internasional tewas dalam serangan udara Israel di Gaza tengah setelah mereka selesai mengirimkan pasokan ke pusat bantuan.

Sudah lebih dari 33.500 warga Palestina tewas di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023 usai serangan lintas batas oleh Hamas, yang menewaskan kurang dari 1.200 orang di Israel.

Selain serangan militer besar-besaran, Israel juga menerapkan blokade yang melumpuhkan wilayah kantong yang berada di tepi laut itu sehingga menyebabkan penduduknya, terutama penduduk di Gaza utara, di ambang kelaparan.

Perang telah mengakibatkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara sebagian besar infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.

Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

ICJ sendiri telah mendesak Israel menambah upaya untuk mencegah kelaparan di Gaza.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan