Dengan langkah-langkah tersebut, dia berharap agar pemikiran ideologi di luar Pancasila menjadi netral, atau bahkan dapat kembali mendukung NKRI.

“Harus diupayakan supaya bisa menjadi netral. Syukur malah jadi mendukung kembali NKRI sehingga ini menjadi menjadi kewajiban kita semua supaya satu visi dan misi bahwa kecintaan NKRI harga mati. Masalah radikalisme menjadi warning bagi kita semua bahwa ini sungguh merupakan ancaman dan itu tidak boleh terjadi,” tegas Wawan.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertahanan sebanyak 3 persen prajurit TNI terpapar radikalisme. Selain itu, 18 persen pegawai swasta menolak ideologi Pancasila serta 19 persen pegawai BUMN dan pegawai negeri sipil menolak ideologi Pancasila.

“Yang paling sedih lebih dari 23 persen pelajar, generasi penerus kita dan mahasiswa tidak peduli dengan Pancasila, bahkan mendukung agar negara indonesia menjadi negara khilafah,” kata Ketua Umum Yayasan Solusi Pemersatu Bangsa Baskara Sukarya di tempat yang sama.

Menurut dia, fakta-fakta yang terungkap dari Kementerian Pertahanan itu harus dicermati dan perlu dicari solusinya.

Generasi penerus yang akan memegang estafet keberlanjutan bernegara tentu harus dibekali kembali dengan pendidikan bagaimana menghidupkan kembali pendidikan, penghayatan dan pengamalan Pancasila.

Artikel ini ditulis oleh: