Ratusan ribu umat Islam dari berbagai elemen yang tergabung dalam Gerakan Bela Islam melakukan aksi unjuk rasa ke Bareskrim Polri,Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2016). Dalam aksinya Gerakan Bela Islam mendesak Bareskrim Polri segera menetapkan tersangka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dalam kasus penistaan Agama.

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Intelijen Daerah Sultra Brigjen TNI Andi Sumangeruka mengimbau warga Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk tidak cemas menanggapi rencana aksi massa 4 November 2016 di Jakarta, dan beraktivitaslah seperti biasa.

“Penyampaian aspirasi di depan publik dibolehkan asalkan berjalan dalam koridor perundang-undangan yang berlaku,” kata Brigjen TNI Andi Sumangeruka di Kendari, Kamis (3/11).

Dirinya menghimbau warga Sultra tidak resah atas informasi aksi unjukrasa besar-besaran 4 November di Jakarta.

Tidak ada hal yang perlu dicemaskan,” kata Andi.

Aksi unjukrasa di ibu kota negara Jakarta adalah ekspresi keberatan atas dugaan penistaan agama oleh gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Para pihak yang keberatan atas pernyataan Ahok agar terus mengikuti perkembangan dan mempercayakan aparat penegak hukum yang saat ini sedang menjalankan proses hukum.

“Kepolisian menangani keberatan para pihak atas pernyataan Ahok. Negara kita adalah negara hukum yang berarti setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di depan hukum,” katanya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa sejumlah elemen akan menggelar aksi yang sama di Kota Kendari, Sultra.

Polda Sultra mengirim 200 personil satuan Brigade Mobil untuk memperkuat pengamanan aksi unjukrasa Kamis 4 November 2016 di Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka