Jakarta, Aktual.co — Astronomi kembali mengeluarkan karya terbarunya. Penelitian terbaru, menunjukkan bahwa 70 ribu tahun yang lalu, sebuah bintang redup terlihat hanya berjarak 8 triliun kilometer (5 triliun mil) berada dari sistem Tata Surya kita.
Itu sekitar seperlima jarak dari Tata Surya ke Proxima Centauri, Bintang yang saat ini paling dekat dengan sistem Bintang kita, dan yang paling dekat yang pernah ditemukan berjarak dengan Bintang yang pernah hadir ke sistem Galaksi Bima Sakti.
Bintang kecil kerdil merah ditemukan pada 2013 oleh Astronom Jerman, Ralf-Dieter Scholz, demikian menurut pernyataan tertulis yang dirilis oleh University of Rochester. ‘Katai Merah’ tersebut memiliki massa sekitar 8 persen dari Matahari.
Untuk diketahui, “Bintang Scholz” bukan Bintang yang paling ‘menonjol’ dalam Kosmos. Tapi, ketika para Astronom menyadari, bahwa Bintang bersama benda langit-nya terlihat sangat masif serta bergerak sangat lambat di langit, demikian dalam pernyataannya.
“Kebanyakan Bintang ini di dekatnya menunjukkan gerak ‘tangensial’ jauh lebih besar,” ujar Dr. Eric Mamajek, Profesor Fisika dan Astronomi dari Universitas dan penulis utama dari makalah yang menjelaskan penelitian tersebut, mengatakan, dalam pernyataannya.
“Gerakan ‘tangensial’ kecil dan kedekatan awalnya menunjukkan bahwa Bintang itu kemungkinan besar bergerak sejajar menuju masa ke dekat dengan Tata Surya untuk masa mendatang, atau itu ‘baru-baru ini’ datang mendekati Tata Surya dan bergerak menjauh.”
Untuk mengetahui apakah Bintang itu datang atau pergi, tim Astronom membuat pengukuran secara rinci menggunakan teleskop di Afrika Selatan dan Chile, dalam pernyataan tersebut.
Ternyata benar, itu menunjukkan bahwa Bintang itu bergerak menjauh dari sistem Tata Surya kita. Para ilmuwan menelusuri lintasan kembali dalam waktu, dan model mereka menunjuk jarak dan tanggal yang mendekati.
Disamping itu, Bintang Scholz hampir pasti sudah melewati keluar “Oort Cloud” wilayah Komet yang penuh ruang di tepi Tata Surya. Tapi, Bintang diyakini memiliki efek yang dapat diabaikan sebagai Komet disana.
“Ada triliunan komet di awan Oort dan kemungkinan beberapa dari mereka terganggu oleh obyek tersebut,” kata Mamajek kepada BBC News.
“Namun sejauh ini tampaknya tidak mungkin bahwa Bintang ini benar-benar memicu signifikan sebagai ‘Hujan Komet’.”
Makalah ini diterbitkan pada 12 Februari 2015, dalam The Astrophysical Journal Letters.
Artikel ini ditulis oleh:

















