Jakarta, Aktual.com-PT Bio Farma, produsen vaksin, mengutamakan produknya untuk kebutuhan dalam negeri, utamanya mengatasi kejadian luar biasa (KLB) difteri dalam beberapa minggu belakangan ini.

Menurut Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto, pihaknya kini telah menerapkan  kebijakan untuk menelaah kembali permintaan ekspor vaksin difteri melalui UNICEF yang diperuntukan pada sejumlah negara berkembang.

“Kebijakan menelaah kembali permintaan ekspor vaksin difteri melalui UNICEF untuk negara berkembang, dengan merelokasi sementara waktu, guna memenuhi permintaan vaksin difteri dalam negeri,” jelas Bambang.

Seperti dilansir pada situs resmi Bio Farma, Rabu (13/12), Bambang menjelaskan Kementerian Kesehatan kini melakukan penanggulangan segera dalam memutuskan penularan, menurunkan jumlah kasus difteri, dan pencegahan agar penyakit itu tidak meluas.

Penanggulangan tersebut, lanjut Bambang dilakukan dengan melakukan tindakan Outbreak Response Immunization (ORI) di tiga provinsi di Indonesia yakni Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, dengan vaksin yang mengandung difteri.

Pihaknya kata dia  memiliki pasokan vaksin dengan kandungan difteri yaitu Difteri Tetanus Pertusis-Hepatitis B-Haemophylus Influenza Type B (DTP-HB-HIB) untuk anak-anak usia 1-5 tahun, Difteri Tetanus (DT) usia 5-7 tahun dan Tetanus Difteri (TD) usia 7-19 tahun.

Sedangkan vaksin-vaksin tersebut, tambah Bambang, diberikan sebagai upaya pencegahan penyakit difteri, sedangkan bagi penderita difteri, Bio Farma segera menyiapkan Anti Difteri Serum (ADS).

“Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap mutu vaksin buatan Bio Farma, karena produknya dihasilkan melalui pengawasan kualitas yang ketat, dan sistem rantai dingin (cold chain system) dengan teknologi Vaccine Vial Monitor untuk menjamin vaksin berkualitas, aman dan efektif,” imbuh dia.

Pada 5-7 Desember 2017, kata dia telah diselenggarakan pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan Negara-Negara Islam di Jeddah, Arab Saudi dengan keputusan Indonesia dinyatakan sebagai Centre of Excellence (Pusat Penelitian Bersama) untuk bidang vaksin dan bioteknologi. Sebelum itu kata dia pihaknya  mengeskpor produk vaksin, termasuk yang mengandung difteri ke Negara Islam.

Foto : Tribunnews

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs