Jakarta, aktual.com – Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz merupakan seorang ulama besar dari Yaman. Nama beliau sangatlah harum sampai di Indonesia. Banyak murid-murid beliau yang membuka majelis serta pesantren untuk meneruskan dakwah beliau.
Kesuksesan Habib Umar tidak lepas dari sosok guru yang mengajarkannya, yaitu Al Habib Muhammad bin Alawi bin Umar Alaydrus yang biasa dikenal dengan sebutan Habib Sa’ad, Beliau merupakan salah satu keturunan Nabi Muhammad Saw dari Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Dilahirkan di kota Tarim pada Bulan Rabiul Awal 1351 Hijriyah. Beliau menghabiskan masa kecilnya di kota Tarim Yaman, selalu haus menuntut ilmu menjadi salah satu sebab beliau menimba ilmu dari banyak Guru, diantara guru guru beliau adalah Al Habib Abdul Bariy bin Syeh Alaydrus, Al Habib Muhammad Bin Hasan Aidid, Al Habib Abdulah bin Umar Assyathiri, Al Habib Salim bin Hafidz, Al Habib Alwi bin Abdillah bin Syihab, Al Habib Umar bin Alawi Al Kaaf , dan Assyaikh Muhammad bin Ahmad Bafadhol.
Saat menginjak umur dewasa, beliau berhijrah ke kota Adn, untuk menjalankan kewajiban mencari nafkah demi menghidupi keluarga nya. Beberapa saat kemudian datanglah kaum Komunis ke hadramaut dengan berbagai Kekerasan dan kedholiman yang dilatarbelakangi politik yang jahat dikala itu. Sehingga para pemuka dan ulama menjadi sasaran utama mereka. Tak sedikit dari ulama dan orang-orang Sholeh Hadramaut yang dipenjara tanpa sebab, disiksa bahkan dibunuh dengan kejam.
Termasuk Habib Sa’ad yang dipenjara 3,5 tahun , namun dengan izin Allah beliau gunakan untuk menghafal Al Qur’an . Pada tahun 1395 H, beliau bebas dan kembali ke kota Tarim. Beliau menjadi imam di masjid As-Saqqaf dan mengajar Qur’an di Taman pendidikan Abi Murayyam.
Seiring berjalannya waktu taman pendidikan Abi Murayyam berkembang dengan pesat, sehingga banyak santri yang berhasil beliau didik sebagai penghafal Al-Qur’an, meski saat itu kekerasan Komunis belum berakhir. Diantara murid murid beliau adalah Al habib Umar bin Muhammad bin Salim Bin Hafidz , Al habib Abdullah bin Abdurrahman Bin Syihab, Syaikh Muhammad bin Husin Bafadhol.
Selain sibuk mengajar Al Qur’an, Habib Sa’ad juga mengisi berbagai pengajian ilmu, diantaranya Majelis Hari Senin di Qubah Al Imam Al Quthb Al habib Abdullah bin abu bakar Alaydrus dengan mengkaji kita Ihya’ Ulumuddin dan pengajian Hari Kamis di masjid Ba’Alawi Tarim dengan mengkaji kitab Shohih Al Bukhori.
Lebib dari 60 kitab lebib sudah beliau susun dan kitab kitab tersebut telah tersebar di berbagai negara, diantaranya : Al Ayat Al Mutasyabihat, An-niyyat, Kaifa Takunu Ghoniyyan, ‘Ilajun Nisyan, Khomsu Miah, Sunanissholah , As sunan Al-Mahjuroh, Tsanaul Ghorbiyyin, Fadhoil La ilah illallah
Di akhir hayatnya beliau masih tetep semangat berkarya, dan gemar membaca, hingga sesaat sebelum wafatnya beliau sangat bergembira menerima.hadiah berupa foto copy kitab Ihya’ Ulumuddin yang asli, masih berupa tulisan kuno yang ditulis sendiri oleh tangan Al imam Ghazali. Setelah beberapa apa waktu membaca kitab Ihya’ menjelang magrib 8 Dzulqa’dah 1432 H . Beliau kembali ke hadirat Allah Azza wa Jalla, dalam keadaan tersenyum sementara tangannya memegang kitab tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain