Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan lapangan ke wilayah pertanian yang terkena dampak kekeringan akibat fenomena El Nino. Salah satu lokasi yang mereka kunjungi adalah Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Komisi IV DPR RI menyatakan bahwa penerapan metode Biosaka di seluruh pertanian Indonesia merupakan solusi efektif untuk mengatasi dampak kekeringan. Dengan metode ini, diharapkan tanaman padi dapat tumbuh dengan baik, lebih tahan terhadap hama, dan mempercepat waktu panen. Selain itu, petani lokal dapat membuat pupuk organik sendiri yang dikenal dengan nama Biosaka.
Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah meminta, pihak terkait memberi dukungan terhadap inovasi pertanian organik berupa Biosaka yang terbukti menyuburkan tanaman.
“Kita mendengar dari petani di Klaten yang menggunakan metode Biosaka ternyata hasilnya lebih maksimal, tahan terhadap hama dan panen lebih cepat, ini harus menjadi perhatian,” ungkap Sulaeman saat Kunjungan Kerja Spesifik ke daerah pertanian yang terdampak kekeringan akibat El Nino di Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (16/11).
Pentingnya keterlibatan kementerian terkait dalam pengembangan Biosaka disoroti, karena elisitor ini terbukti efektif dalam melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Selain itu, penggunaan pupuk juga dapat dikurangi hingga 50-90 persen. Ini memiliki manfaat signifikan, terutama dalam mengatasi kekeringan yang disebabkan oleh dampak El Nino di sektor pertanian.
Biosaka dapat diproduksi dengan mudah dan biaya yang terjangkau. Proses pembuatannya melibatkan bahan-bahan organik, seperti daun dan rerumputan yang diambil dari lahan yang akan ditanami. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan air, kemudian diperas untuk menghasilkan cairan yang dapat diaplikasikan pada tanaman perkebunan. Petani di Klaten telah berhasil mengaplikasikan Biosaka pada tanaman padi mereka, dengan hasil yang maksimal.
“Hal ini menjadi perhatian kami dan harus dibicarakan dengan pemerintah agar ada regulasi dan supporting systemuntuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan Biosaka,” kata Sulaeman.
Selanjutnya, Sulaeman menjelaskan bahwa Biosaka sebenarnya bukanlah pupuk atau pestisida, melainkan elisitor yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida hingga 50 sampai 90 persen. Biosaka juga terbukti efektif dalam meminimalisir serangan hama serta meningkatkan kesuburan lahan. Tanaman padi di Klaten juga tidak terpengaruh oleh fluktuasi iklim cuaca.
“Biosaka bukan produk pabrikan yang diproduksi secara massal. Tapi, masih diproduksi secara terbatas dan mandiri oleh para petani, c sini kementerian terkait harus segera melakukan riset agar dapat ditindaklanjuti ,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Yunita Wisikaningsih