Jakarta, Aktual.co — Kedaulatan pangan sebagaimana tercantum dalam Nawa Cita Kabinet Kerja akan lebih ringan jika didukung teknologi di dalamnya, termasuk adopsi bioteknologi (biotek). Meskipun bukan satu-satunya teknologi ‘mujarab’, namun di berbagai negara menyadari bahwa biotek merupakan salah satu jawaban bagi upaya peningkatan produksi pangan dunia.
“Karena terus berkembang teknologi itu, maka diperlukan perkembangan sistem peraturan, perundangan, dan kebijakan untuk mencegah terjadinya eksploitasi manusia oleh teknologi itu sendiri,” ujar Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, Agus Pakpahan di Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu (11/2).
Lebih lanjut dikatakan Agus, adanya biotek, seperti tanaman biotek, industri biotek, dan sebagainya, akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor komoditas, bahkan jika dimanfaatkan dengan baik bisa mendukung pasar ekspor.
“Petani berharap Pemerintahan Jokowi-JK bisa mengawali biotek dalam waktu yang tidak lama,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, biotek memiliki peran yang cukup penting bagi ketahanan pangan, pendapatan petani, pengembangan industri, dan mengurangi tekanan sumber daya alam dan lingkungan, khususnya di Indonesia. Biotek dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan petani dengan memanfaatkan lahan-lahan marginal, serta memiliki beberapa sifat keunggulan.

Artikel ini ditulis oleh: