Selain itu, dalam rangka menggenjot kredit mikro tersebut pihak perseroan juga menggandeng asosiasi pengusaha seperti Kadin, Apindo, untuk menciptakan para calon pengusaha. Dari situ akan ketahuan siapa yang layak dikucuri kredit dan siapa yang tidak.

“Kita screening melalui warna, misal kalau warnanya biru berarti layak dikasih modal. Kalau dia merah berarti tak layak dikasih kredit. Berarti tak punya capability sebagai pengusaha,” dia menegaskan.

Rata-rata sektor mikro yang dikucuri kredit BJB adalah mereka yang menjadi binaan dari Kadin atau Apindo itu yang hampir jadi.

“Sehingga dana tersebut harus bergulir untuk menciptakan UMKM baru ya,” tuturnya.

Secara keseluruhan, total kredit yang dikucurkan perseroan sudah mencapai 12,9 persen (yoy). Dengan total kreditnya mencapai Rp68,2 triliun.

“Tapi meskipun kredit kita tinggi, perseroan juga menjaga NPL yang cukup baik di level 1,57 persen. Angka itu turun 45 bps. Atau jauh lebih baik dari dibanding triwulan II-2016 yang di angka 2,02 persen,” tutupnya. (Adv)

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid