Jakarta, Aktual.com — PT Bank Pembangunan Jabar dan Banten Tbk (BJBR) terus menggenjot kredit sektir mikro, meski begitu pihaknya tetap memperhatikan faktor kehati-hatian mengingat sektor mikro ini penyumbang rasio kredit macet (Non performing loan) mencapai 21 persen.

Saat ini hingga kuartal 1 2016, NPL BJBR mencapai 2,8 persen. Kendati secara gross mengalami penurunan dibanding priode yang sama yang mencapai 4,2 %. Tapi angka ini cukup mengkhawatirkan.

“Kami akan terus menurunkan NPL. Tentu saja kredit-kredit yang lancar digenjot seperti konsumer dan komersial. Tapi kami juga tidak melupakan kredit di mikro sekalipun NPL-nya tinggi,” jelas Direktur Keuangan BJBR, Nia Kania di Jakarta, Kamis (28/4).

Menurut dia, NPL sektor lainnya tetap terjaga, seperti di sektor konstruksi, konsumer, atau komersial. “Makanya jika dibanding tahun lalu secara gross mau pun net-nya, NPL kami mengalami penurunan. Secara net turun menjadi 1,0 % dari periode yang sama tahun lalu di level 1,1 % ” papar dia.

Kedepan, kata Nia, BJBR akan terus akan menurunkan NPL terutama di sektor-sektor yang potensi macet dengan mengevaluasi kinerja BJB.

“Antara lain, cara kami untuk menekan NPL dengan menjual aset, pencadangan jadi berkurang, meningkatkan klaim asuransi dan pemilihan hapus buku, ” tutur Nia.

Lebih detail, Nia memaparkan kondisi NPL di masing-masing sektor itu. Sektor konsumer menjadi 0,15 % dari 0,09 % atau naik 0,06 % dengan nilai rencana hapus buku Rp2 miliar. NPL mikro menjadi 21.0 % dari periode yang sama tahun lalu 25.5 % turun 4.5 % dengan nilai rencana hapus buku Rp122 miliar.

Sedang NPL komersial menjadi 8.3 % dari periode yang sama tahun lalu 11.4 % turun 5.5 % dengan nilai rencana hapus buku Rp76 miliar, dan sektor properti menjadi 8.3 % dari periode yang sama tahun lalu 5.9 % atau naik 2.4 % dengan nilai rencana hapus buku Rp12 miliar.

“Sementara untuk coverage ratio-nya juga menurun menjadi 68,3 % dari periode yang sama tahun lalu sebesar 75,8 %,” pungkas Nia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka