Pada laporan laba rugi, Net Interest Income (NIM) berhasil tumbuh sebesar 3,7 persen (yoy), Fee based income berhasil tumbuh secara signifikan sebesar 20,3% (yoy) dan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) berhasil diturunkan sebesar 48,9% (yoy).

Di sisi pendanaan, dia menambahkan, dengan komitmen Bank BJB untuk terus meningkatkan pelayanan demi memahami masyarakat Indonesia dan didukung dengan pengembangan teknologi yang baik untuk mempermudah layanan transaksi nasabah dengan cepat. Dengan begitu Bank BJB berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan total sebesar Rp88,8 triliun.

“Dengan kondisi itu, target kita adalah bisnis yang berkualitas. Diharapkan, Bank BJB tetap eksis di masa yang akan datang dan dapat masuk dalam jajaran 10 besar bank nasional yang berkinerja baik,” ujarnya.

Dengan kinerja itu, kata Irfan, kinerja Bank BJB pada kuartal II-2018 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 903 milyar atau tumbuh sebesar 9,2% secara yoy. “Dengan membukukan laba bersih yang sangat baik dengan mencapai Rp903 milyar atau tumbuh sebesar 9,2% (yoy) yang berarti berada di atas rata-rata industri perbankan per Mei 2018 yang sebesar 7,7% year on year,” ujar dia.

Ke depannya, kata dia, diharapkan kinerja Bank BJB selanjutnya adanya peningkatan positif yang terus menerus dengan segala upaya yang dilakukan oleh Bank BJB. Sehingga dengan banyaknya pengembangan dalam beberapa sektor untuk meningkatkan kualitas perseroan, Irfan yakin Bank BJB dapat bersaing dengan bank-bank nasional lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara