Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (kanan) saat melaksanakan audiensi bersama Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (dua dari kanan) terkait integrasi kebijakan kependudukan dengan program peningkatan gizi masyarakat di Kantor BGN, Jakarta, Kamis (12/12/2024). (ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN)

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengintegrasikan kebijakan kependudukan dengan Program Peningkatan Gizi Nasional.

“Pemanfaatan data kependudukan dapat digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan gizi. Komitmen Kemendukbangga selama ini dengan mengoptimalkan tenaga lini lapangan seperti Penyuluh KB (PKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mendukung distribusi dan edukasi terkait gizi,” kata Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (13/12).

Hal tersebut disampaikan Wihaji saat melakukan audiensi strategis dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) pada 12 Desember 2024.

“Keterpaduan antara program kependudukan seperti pengendalian angka kelahiran dan perencanaan keluarga sangat berkaitan dengan program perbaikan gizi masyarakat. Dari pendataan keluarga, terdapat 75 juta keluarga yang terdata, dan 8,6 juta di antaranya adalah keluarga berisiko stunting,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya berbagai strategi untuk mengintegrasikan kebijakan kependudukan dengan Program Peningkatan Gizi Nasional, juga penguatan kerja sama lintas sektor guna menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Sementara itu Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa yang dilakukan BGN tidak jauh berbeda dengan program yang selama ini dilakukan Kemendukbangga/BKKBN yaitu mengirim makanan setiap hari ke rumah masyarakat.

“Kami bekerja sama dengan posyandu dan kader PKK,” ucap Dadan.

Ia menjelaskan saat ini fokus atau prioritas BGN yakni melayani makan bergizi gratis anak sekolah di 150 titik seluruh Indonesia.

“Saat ini kami sudah menurunkan 300 orang di seluruh Indonesia di 150 titik, dan sistem kami dengan satuan pelayanan melayani untuk pertama kali 3.000 anak di sekolah karena yang paling mudah menentukan titik geospasial. Karena statis, kami tempatkan satu satuan pelayanan yang mengitari sekolah-sekolah,” tuturnya.

Dadan juga menegaskan satuan layanan tersebut tersebar di seluruh daerah yang dirancang untuk menangani distribusi Program Makan Bergizi Gratis secara terstruktur ke berbagai kelompok sasaran.

Pertemuan tersebut juga menghasilkan beberapa rencana strategis untuk mengatasi tantangan gizi di Indonesia. Salah satu langkah konkret adalah memperkuat edukasi kepada keluarga muda tentang pentingnya asupan gizi selama masa kehamilan dan menyusui.

Selain itu program peningkatan akses makanan bergizi melalui kerja sama dengan berbagai pihak juga menjadi prioritas.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan