Jakarta, Aktual.com – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat keseriusan 20 perusahaan Guangdong, China untuk menanamkan modal di Indonesia. Perusahaan tersebut terdiri atas perusahaan di berbagai sektor di antaranya perusahaan elektronik, industri sepatu, kawasan industri, industri “stone crusher”, industri bahan bangunan, industri mesin pendingin dan industri lampu LED.
“Tim ‘marketing officer’ kami akan berkoordinasi dengan kementerian teknis untuk memfasilitasi kebutuhan serta mendorong agar investor terkait dapat segera melakukan realisasi,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (22/7).
Franky mengatakan minat yang disampaikan oleh investor China tersebut, menunjukkan bahwa potensi untuk meningkatkan realisasi investasi dari negeri tirai bambu masih terbuka lebar.
“Proses investasi merupakan suatu tahapan yang gradual. Tanpa adanya minat investasi, investor tidak mungkin melakukan realisasi investasi. Oleh karena itu, kami terus menyambut positif minat investasi dari Tiongkok yang telah berhasil diidentifikasi,” ujarnya.
Menurut Franky, dalam pertemuan dengan perusahaan-perusahaan tersebut, pihaknya juga memfasilitasi berbagai hal yang menjadi perhatian dari calon investor potensial.
Lebih lanjut ia menyampaikan, keseriusan minat investasi ke Indonesia juga ditunjukkan oleh CCPIT (China Council for the Promotion of International Trade/Dewan Promosi Perdagangan Internasional China) yang berencana untuk mendirikan “Chambers of Commerce Guangdong-Indonesia” atau kamar dagang Guangdong-Indonesia di Tanah Air.
“Rencana tersebut menunjukkan bahwa minat-minat investasi yang disampaikan oleh perusahaan-perusahaan Guangdong tersebut akan difasilitasi dipandang serius oleh CCPIT,” imbuhnya.
BKPM mencatat, dalam periode 2010-2015, China telah membuahkan 52,3 miliar dolar AS komitmen investasi.
Untuk periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi investasi negeri panda mencapai 464 juta dolar AS terdiri dari 339 proyek dan menyerap tenaga kerja 10.167 orang. Posisi China tersebut berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Hong Kong.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka