Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani yakin investasi saat ini dapat menggerakkan perekonomian Indonesia. Menurutnya, hal tersebut tercermin dari 54 proyek investasi dalam tahap konstruksi.
Franky mengatakan dampak ekonomi proyek tersebut tersebut dilihat dari adanya tambahan ekspor, seiring selesainya konstruksi dan memasuki tahap produksi komersial, penghematan devisa dari penurunan nilai impor, penyerapan tenaga kerja baik langsung maupun tak langsung, serta listrik yang dapat dihasilkan.
Hal tersebut disampaikan Franky dalam jumpa pers hasil pemantauan BKPM atas 54 proyek investasi yang sedang konstruksi, di Jakarta, hari ini (10/7). Pemantauan tersebut merupakan bagian dari program BKPM memantau 100 proyek investasi dalam konstruksi, untuk tahap yang pertama.
“BKPM akan menekankan tiga hal untuk menggerakkan ekonomi Indonesia di masa mendatang, yaitu investasi, industrialisasi, dan peningkatan ekspor. Dampak ekonomi dari 54 proyek yang sedang tahap konstruksi ini menunjukkan ketiga instrumen tersebut dapat diwujudkan melalui lancarnya proses realisasi investasi yang masuk,” ujar Franky di kantor BKPM Jakarta, Jumat (10/7).
Lebih lanjut dikatakan dia, dampak ekonomi yang dihasilkan dari 54 proyek investasi tersebut, yaitu adanya ekspor USD3,33 miliar per tahun. Dia menjelaskan, dari ke-54 proyek ada dua proyek yang sudah memasuki tahap produksi komersial dan berkontribusi terhadap penambahan ekspor Indonesia USD533,1 juta per tahun.
Sementara itu, 52 proyek lainnya yang masih dalam tahap konstruksi, dengan potensi ekspor USD 2,78 miliar per tahun. Franky melanjutkan, selain ekspor, juga terdapat potensi penghematan devisa dari penurunan impor senilai USD1,15 miliar per tahun, masing-masing dari sektor petrokimia USD744 juta, bahan baku benang USD69 juta dan industri baja USD343,2 juta.
“Dampak ekonomi lainnya yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah adanya penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 43.444 orang. Dengan asumsi adanya multiplier effect empat kali lipat, berarti tercipta sekitar 160 ribu tenaga kerja tidak langsung dari proyek investasi tersebut,”
“Dari dua proyek investasi yang sudah memasuki tahap produksi komersial, sudah terserap sebanyak 9.280 tenaga kerja langsung dan sekitar 36 ribu tenaga kerja tidak langsung,” jelas Franky.
Selain itu, terdapat beberapa proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 3.748,7 MW. Berdasarkan pemantauan BKPM, terdapat pembangkit listrik dengan kapasitas 130 MW yang sudah menyelesaikan konstruksinya.
“Dari proyek pembangkit listrik yang dipantau ini, 850,7 MW akan digunakan untuk kepentingan sendiri oleh perusahaan, sisanya dijual ke PLN,” pungkasnya.
Untuk diketahui, BKPM saat ini sedang melakukan pemantauan 100 proyek investasi yang sedang memasuki tahap konstruksi. Sampai saat ini BKPM sudah selesai melakukan pemantauan dan reviewterhadap 54 proyek investasi dengan nilai keseluruhan sebesar USD13,62 miliar.
Dari 54 proyek, ada dua proyek investasi yang sudah terealisasi (tahap produksi komersial) dengan nilai investasi sebesar USD705,52 juta. Kedua proyek tersebut berasal dari sektor industri hilir pertambangan senilai USD635 juta dan industri komponen otomotif senilai USD70,52 juta. Sementara itu, 52 proyek lainnya masih dalam tahap konstruksi dengan nilai investasi sebesar USD12,91 miliar.
Artikel ini ditulis oleh: