Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan Produsen Yoghurt asal AS melihat Indonesia sebagai negara yang prospektif bagi mereka untuk melakukan ekspansi bisnisnya, Produsen Yoghurt tersebut akan menanamkan modal di Indonesia.

“Kami berharap mereka dapat segera meningkatkan minat tersebut menjadi komitmen investasi serta merealisasikannya. Dengan berkembangnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia, konsumsi dairy product seperti keju dan yoghurt tentu juga ikut meningkat,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada media, yang diterima Aktual.com pada Selasa (15/3).

Lebih lanjut Franky menambahkan jika minat investasi dari Amerika Serikat tersebut dapat dapat terealisasi, maka akan berkontribusi positif pada capaian realisasi investasi sektor industri makanan yang sedang didorong oleh BKPM.

“Investasi produk Yoghurt ini akan dikawal oleh kantor perwakilan BKPM di New York dan tim Marketing Officer wilayah Amerika yang bekerjasama dengan perwakilan RI setempat,” imbuhnya.

Dari data BKPM tahun 2015, realisasi investasi industri makanan yang masuk dalam sektor prioritas padat karya tercatat Rp 43,5 triliun terdiri dari 2.185 proyek dan menyerap 178.795 tenaga kerja.

Investasi sektor makanan dan minuman terbukti mendominasi dari total keseluruhan investasi yang masuk di sektor padat karya sebesar Rp 55 triliun.

Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun.

Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu.

Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Untuk mencapai target tersebut, BKPM telah menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka