Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan banyak investor meminati untuk berkomitmen investasi pada sektor industri perkapalan lokal di Indonesia.
“Ada tiga investor yang kredibel akan melihat mengenai perkembangan produsen kapal di Indonesia, beberapa berasal dari Tiongkok,” kata Franky SIbarani usai menggelar jumpa pers mengenai “Rencana Penanaman Modal PMDN dan PMA” di Jakarta, Kamis (23/7) malam.
Ia menjelaskan selain investor lain memberi penawaran secara langsung, tentu para investor ini akan diseleksi melalui berbagai bank-bank yang bisa memberi keamanan oleh kedua pihak.
“Ini untuk mendukung terciptanya poros maritim dunia bagi Indonesia, dengan memanfaatkan tenaga serta produksi lokal,” katanya.
Selain itu, BKPM juga akan memfokuskan pada sektor investasi industri impor, yang telah memeberi penghematan nilai impor sebanyak 1,1 miliar dolar Amerika per tahun.
“Pada industri impor, nilainya bisa menembus 3,8 miliar dolar Amerika per tahun realisasi investasinya,” kata Franky.
Impor kerang juga menjadi salah satu perhatian yang banyak memberi keuntungan di Indonesia dari segi pengembangan pangan, maka BKPM akan membantu memfasilitasi pada sektor perkapalan serta maritim.
Badan Koordinasi Penanaman Modal telah menargetkan nilai realisasi investasi di Indonesia pada 2015 hingga 2019 sebanyak Rp3.518 triliun dari berbagai sektor.
“Ini tugas berat, namun kami harus optimis bisa meraih target tersebut,” katanya.
Ia menjelaskan, dengan target sebesar itu maka bisa dipastikan target realisasi investasi naik sebesar 115 persen dari 2010 hingga 2014.
Pada 2010-2014 ia menyebutkan target realisasi investasi sebesar Rp1.633 triliun, dengan rata-rata kenaikan sekitar 15 persen setiap tahunnya.
“Untuk mendapatkan target tersebut, kami perlu mendapatkan komitmen sebesar 50 persen dari target realisasi, karena itu izin prinsip atau komitmen investasi harus mencapai Rp7.036 triliun,” katanya.
Pada 2015, semester pertama mengalami kenaikan sebesar 39,6 persen dari pada 2014 semester pertama. Semester awal 2014 sebesar Rp517,1 triliun, sedangkan pada semester pertama 2015 mencapai Rp721,9 triliun.
“Ya, hal ini merupakan harapan dari para investor-investor untuk mengembangkan berbagai sektor di Indonesia,” tuturnya.
Hingga saat ini investor terbesar, terdapat pada bidang listrik, gas dan air, yang mengalami peningkatan hingga Rp309 triliun.
Sedangkan pada sektor perumahan dan kawasan industri juga mengalami kenaikan hingga tiga kali lipatnya.
Artikel ini ditulis oleh: