Jakarta, Aktual.com —  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan peningkatan proporsi investasi sektor manufaktur hingga 52,7 persen atau senilai Rp313,5 triliun dari keseluruhan realisasi investasi pada 2016 yang ditargetkan mencapai Rp594,8 triliun.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menyatakan peningkatan proporsi investasi sektor manufaktur merupakan upaya mendorong transformasi ekonomi Indonesia dari berbasis konsumsi menjadi berbasis produksi.

“Bapak Presiden dalam pidatonya menyebutkan adanya perubahan paradigma ekonomi dari yang bersifat konsumtif ke produktif. Dengan memperbesar porsi realisasi investasi sektor manufaktur akan mendukung terjadinya industrialisasi di masa mendatang,” ujar Franky dalam keterangan resminya, Senin (17/8).

Franky merinci pertumbuhan realisasi investasi sektor manufaktur diharapkan berasal dari industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi; industri makanan; industri kertas, barang dari kertas dan percetakan, serta industri manufaktur lainnya

“Realisasi investasi beberapa industri sektor manufaktur dapat tumbuh cukup tinggi seperti industri logam, industri kimia, industri mineral non logam, industri tekstil dan Industri kayu. Meskipun ada beberapa industri yang perlu perhatian lebih seperti industri makanan dan Industri alas kaki,”tambahnya.

Untuk merealisasikan target tersebut, BKPM menempatkan sektor Industri sebagai salah satu prioritas pemasaran investasi, selain infrastruktur, pertanian, maritim, serta pariwisata dan kawasan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka