Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menilai Indonesia mampu bersaing jika kelak bergabung dalam kerja sama lintas Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP).
Menurut dia, ada beberapa sektor di mana Indonesia bisa bersaing seperti industri tekstil, sepatu serta makanan dan minuman.
“Cuma nanti tinggal ‘based-on product’-nya. Kalau ‘based on commodity’ misalnya di sektor makanan minuman seperti susu, cokelat. Kalau misal berbahan baku daging, mungkin kita belum tentu kompetitif karena di sana (luar negeri) juga penghasil daging,” kata Franky seusai jumpa pers percapaian Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu di Jakarta, Kamis (3/12).
Franky menuturkan, dengan bergabung bersama TPP, produk buatan Indonesia bisa menikmati sejumlah keuntungan seperti bebas bea masuk.
Jika tidak bergabung dengan TPP, menurut dia, produk Indonesia bisa kena bea masuk sebesar 12 persen hingga 15 persen sehingga tentu tidak mampu bersaing.
Kendati banyak pihak menilai belum saatnya bergabung dalam TPP, Franky menjelaskan, Indonesia juga punya kesempatan lantaran ada klausul yang memungkinkan negara yang ikut bergabung untuk mengusulkan waktu persiapan.
“Jepang bahkan butuh waktu sampai 30 tahun untuk produk tertentu seperti pertanian,” katanya.
Dengan demikian, peran pemerintah adalah mendorong tenggat waktu tersebut untuk menyiapkan diri.
Franky menambahkan, bergabung dalam TPP tidak semata menjadikan Indonesia sebagai pasar, melainkan juga mendorong Tanah Air untuk meningkatkan standar produk.
“Tapi memang ada yang siap dan perlu waktu. Jadi seharusnya tidak ada yang tidak siap. Tinggal ada yang langsung siap dan ada yang perlu waktu untuk persiapan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: