Jakarta, Aktual.com – Lautan sebagai rute transportasi mengambil peran penting dalam perdagangan dan perekonomian Asia, sehingga dibutuhkan peranan kolektif negara Asean untuk menciptakan perdamaian dan menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan laut.
Demikian ditegaskan Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Evita Nursanty, dalam sidang Asean Inter Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus ke-9 di Jakarta, Selasa (18/7).
“Dalam hal ini, Indonesia sangat berkomitmen untuk berkontribusi secara positif terhadap masa depan laut kita. Selain itu, Indonesia memiliki visi untuk menjadi poros maritim global,” ungkap Evita dihadapan delegasi AIPA.
Menurutnya, ancaman dan tantangan keamanan maritim semakin meningkat. Insiden baru-baru ini terkait terorisme dan ekstremisme di beberapa negara menjadi salah satu contoh. Terkait hal itu, Indonesia mendorong pengembangan dan implementasi strategi kontra-terorisme, terutama dalam membatasi pergerakan lintas batas negara asing.
Sebagai contoh, Indonesia bersama Malaysia dan Singapura menjalin kerja sama melakukan Patroli Selat Malaka untuk menjamin keamanan jalur tersibuk di Asean.
Sisi lain, ia menambahkan, untuk memelihara stabilitas dan keamanan laut, maka perlu dibuat suatu kerangka hukum dan peraturan yang jelas. Nantinya, kerangka kerja ini akan menjadi pedoman untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan program kerja yang relevan.
Politisi PDI-Perjuangan ini juga mengusulkan, negara Asean terus memperkuat kerja sama maritim di semua level. “Untuk itu, secara kolektif kita perlu menghilangkan sumber konflik di laut. Laut harus bersatu dan tidak memisahkan kita,” sambungnya.
“Kami sangat berharap, diskusi ini memberikan kontribusi dalam upaya regional untuk memastikan keselamatan dan keamanan laut serta melindungi lingkungan laut kita,” kata Evita.
Laporan Nailin Insaroh
Artikel ini ditulis oleh: