Jakarta, Aktual.com – Ketua BKSAP DPR RI Nurhayati Assegaf meyakini bahwa forum parlemen dunia (World Parliamentary Forum on Sustainable Development) yang di selenggarakan di Bali akan mengambil kesepakatan bersama terkait kejahatan kemanusian luar bias yang terjadi di Rakhine State, Myanmar kepada etnis Rohingya.
“Salah satu yang menjadi topik dalam WPF ini adalah sustaining peace, kita yakin dalam kesepakatan itu ada yang dinamakan kesepakatan dalam hak asasi manusia (HAM). Karena, ini kejadian yang sangat menyedihkan dan terjadi berulang-ulang kali di Rakhine, Myanmar membuat kami merasa sangat prihatin,” kata Nurhayati disela-sela acara yang dihadiri 47 Parlemen dunia, di Nusa Dua, Bali, Selasa (6/9).
“Kami yakin SDGs tidak bisa tercapai tanpa adanya perdamaian. Perdamaian itu adalah saling menghormati di dalam hak asasi manusia dan ini sudah menjadi kesepakatan dunia termasuk Myanmar,” tambahnya.
Karena itu, sambung menjadi wajar dan keharusan negara lain memberikan perhatian bahkan memberikan kecaman terhadap Myanmar, sebab persolan tersebut bukan menjadi ranah dalam negeri saja melainkan sudah menjadi perhatian dunia.
“Banyak sekali manusia tidak bersalah, khususnya perempuan dan anak-anak menjadi korban. Ini sangat memperihatinkan, karenanya kami berharap nanti di dalam output WPF ada Bali declaration,” sebut Presiden International Humanitarian Law (IPL) itu.
“Kami akan bersepakat dalam hal kejadian pembantaian di Myanmar. Ini bukan menjadi masalah Myanmar atau ASEAN saja, tapi ini sudah menjadi masalah dunia,” pungkas politikus Demokrat ini.
(Reporter: Novrizal)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Eka