Ambon, Aktual.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku akan melepasliarkan satu ekor anak buaya muara (Crocodylus Porosus) yang ditemukan warga Desa Larike Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah ke habitat di Pulau Sapalewa, Seram Bagian Utara.
Kepala BKSDA Maluku, Mukhtar Amin Ahmadi, menyebutkan buaya muara yang ditemukan warga di Sungai Waisekat Desa Larike dengan panjang 132Cm dan berat 6Kg, sementara diamankan di penangkaran buaya negeri Passo kota Ambon.
“Selanjutnya anak buaya tersebut segera akan dilepasliarkan ke habitatnya di desa Sapalewa Seram Bagian Utara, mengingat sungai waiseket Larike bukan habitatnya,” katanya di Ambon, Selasa (3/7).
Disebutkan, sungai Wiseket Larike bukan habitat buaya muara, tetapi 3Km dari situ ada sungai Ala dan di situ merupakan habitat buaya dan dipastikan ada induknya.
“Petugas BKSDA akan melakukan penyisiran di sungai Waisekat untuk memastikan keberadaan induk buaya tersebut, kita juga akan mengkaji anak buaya keluar dari habitatnya karena apa,” ucapnya.
Muhtar menjelaskan, petugas melakukan penyisiran juga untuk memastikan ada atau tidak buaya lain, agar tidak timbul keresahan masyarakat Larike.
Sungai Waiseket lanjutnya, digunakan untuk masyarakat untuk mandi dan mencuci, dan cukup meresahkan masyarakat, sehingga petugas harus bertindak untuk segera melakukan penyisiran di kawasan sungai siapa tahu masih ditemukan buaya lainnya.
“Sementara ini belum ada larangan warga untuk mencuci dan mandi, tetapi warga harus waspada jangan sampai masih ada buaya lain,” katanya.
Buaya muara katanya merupakan satwa yang dilindungi Undang- Undang, karena itu jika ada masyarakat yang menemukan diharapkan segara melaporkan ke petugas BKSDA melalui call center, sehingga petugas akan mengevakuasi buaya.
“Informasi yang kita terima dari masyarakat, buaya di kawasan tersebut dulu hanya empat ekor, tetapi lama kelamaan berkembang biak dan bisa saja populasinya terus bertambah,” tandasnya.
Mukhtar menambahkan, buaya muara akan dilepasliarkan mengingat di Maluku tidak ada lembaga konservasi seperti kebun binatang untuk dititipkan, sehingga harus dilepasliarkan ke habitat.
Saat ini habitat buaya di Maluku ada di pulau Buru juga Saumlaki Maluku Tenggara Barat (MTB), termasuk juga di kawasan cagar alam sungai Nip, jenis buaya ini hidup di air tawar atau rawa-rawa.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: