Jakarta, Aktual.co — Pemerintah telah memastikan Blok Mahakam yang sudah dikuasai hingga 50 tahun oleh Total E&P Indonesie, akan dikelola oleh Pertamina. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Sutjipto di gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan pasti mampu dari segi keuangan. Namun beberapa pihak seperti Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM meragukan kemampuan Pertamina untuk mengelola 100 persen blok mahakam.
 
“Mereka yang meragukan kemampuan dan kesiapan Pertamina mengelola sepenuhnya dan tunggal, serta 100 persen menjadi operator Blok Mahakam pasca 2017, sangat layak untuk dipertanyakan rasa nasionalismenya,” ujar Ketua Umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe), Binsar Effendi Hutabarat dalam keterangan yang diterima Aktual, Sabtu (20/12).

Menurutnya, pernyataan agar Total E&P diberi kesempatan mengelola Blok Mahakam selama dua atau tiga tahun bersama Pertamina yang disebut masa transisi, jelas melecehkan Pertamina, tidak mendukung upaya untuk tercapainya ketahanan energi nasional.
 
“Kalau Pertamina bilang sanggup, Pertamina bilang mampu, Pertamina bilang siap, untuk kelola sepenuhnya dan tunggal, serta menjadi operator 100 persen Blok Mahakam. Itu pasti bisa dijamin. Blok Mahakam itu harga mati bagi Pertamina,” ujar Komandan Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM).
 
Seperti janji Presiden Jokowi saat kampanye yaitu ingin membesarkan Pertamina, inilah momen tepa. Jangan lagi mau mendengar pandangan menteri atau himbauan pejabat negara lainnya yang meragukan kemampuan malah melecehkan Pertamina.

“Diyakini bila Jokowi menyerahkan Blok Mahakam ke Pertamina, niscaya ketahanan energi nasional akan membaik,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka