Jakarta, Aktual.com — Peneliti Lingkar Studi Perjuangan, Agus Prayitno menilai kunjungan Menteri ESDM Sudirman ke Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Jumat (8/1) lalu, mengangkangi instruksi Presiden Jokowi.
Kunjungannya diduga untuk memuluskan pembangunan unit pengolahan gas Abadi Blok Masela di atas laut (off shore).
Didampingi Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Sudirman melakukan kunjungan ke MTB untuk bertemu Bupati dan Pimpinan DPRD Maluku Tenggara Barat di Soumlaki. Keduanya kemudian bertemu Gubernur dan Pimpinan DPRD Provinsi Maluku di Ambon.
“Tindakan SS (Sudirman Said) ini bisa diartikan sebagai penelikungan terhadap perintah Jokowi saat rapat 29 Desember 2015. Intinya Jokowi meminta pengembangan pengelolaan gas Blok Masela jangan dilakukan tergesa-gesa, dan mekanisme pembangunan kilang di Masela harus betul-betul memperhatikan amanah konstitusi,” kata Agus kepada wartawan, Senin (11/1).
Presiden juga menginstruksikan agar kilang di Masela juga mengedepankan kepentingan rakyat. Yakni, dengan mempergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ditambahkan dia, pengelolaan blok Abadi di Blok Masela akan lebih menguntungkan jika dilakukan di darat dengan menggunakan skema pipanisasi (on shore). Skema yang disebutnya akan membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli sebelumnya mengungkapkan jika jarak antara Blok Masela dengan daratan cukup dekat yakni sekitar 60 kilometer (km)-80 km. Dengan pengelolaan dilakukan di darat, maka pengembangan industri hilir akan lebih mudah berjalan.
Pemanfaatan bahan baku lokal juga dinilainya lebih tinggi jika dilakukan di darat. Sementara bila dikembangkan di laut maka bahan bakunya mayoritas akan diimpor.
Artikel ini ditulis oleh:

















