Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi saat mengikuti agenda rapat bersama SKK Migas di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2016). Rapat bareng DPD, DPR dan SKK Migas ini membahas masalah Blok Masela. Aktual/Junaidi Mahbub

Jakarta, Aktual.com – Kepala Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi menyebut masyarakat Maluku belum memahami industri petrokimia, hal ini menjadi salah satu faktor penghambat pengembangan blok Masela.

Saat ini SKK Migas berupaya menyamakan pemahaman dengan masyarakat Maluku mengenai hal tersebut, dengan harapan terjadi sinkronisasi pemahaman hingga akan mempercepat proses pengembangan industri.

“Masela ini kan lokasi di Maluku Bagian Selatan kan. Ini perlu bicara dengan kawan-kawan maluku, maksudnya rakyat di Maluku. Cuma kalau bicara kan, kalau pengertian masih belum sama kan susah. Kawan-kawan di Maluku juga ngomong Petrokimia namun juga nggak paham petrokimia itu apa,” tutur Amien di Jakarta, Kamis (28/7).

Namun demikian untuk membahas persoalan petrokimia merupakan bukan ranah wewenang SKK Migas, jelas Amien. Sehingga dirasa lucu jika SKK Migas mengupasnya.

Tapi tentu dia telah menyiapkan solusi untuk mengadakan workshops dengan mendatangkan para ahli di bidangnya sebagai pembicara. Sedangkan pesertanya terdiri dari SKK Migas dan Masyarakat Maluku.

“Sekarang masih samakan pemahaman petrokimia. SKK Migas kalau ngomong petrokimia kan lucu, soalnya bukan ranahnya. Akhirnya nanti Agustus kita bikin workshop dulu. Workshop di sana dan SKK Migas akan undang yang ahli di bidang petrokimia. Yang dengar ya kawan kawan Maluku dan SKK. Dari situ harapannya akan paham, petrokimia itu gimana,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan