Menteri Perdagangan Thomas Lembong menyampaikan kinerja ekspor impor di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (18/1). Dalam kesempatan tersebut, Mendag juga menyampaikan rencana mengundang pemimpin atau perwakilan pemerintah negara, beberapa CEO dunia, dan pimpinan media internasional pada acara Indonesia Night disela momentum World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss 21 Januari 2016 mendatang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tak terpengaruh aksi terorisme. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Pernyataan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong terkait empat unicorn asal Indonesia yang diklaim milik Singapura memantik kontroversi.

Pernyataan Tom itu dinilai telah melecehkan kerja keras anak bangsa untuk menjadi jawara di tingkat dunia.

“Ini jadi catatan penting siapa pun pejabat harus hati-hati karena bisa kontraproduktif. Di saat bersamaan juga menjadi pembelajaran. Banyak komunikasi pejabat publik yang berbeda data dan bertabrakan. Ini menandakan komunikasi internalnya enggak sesolid yang dibayangkan,” kata pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (31/07).

Maka penting bagi Tom melakukan klarifikasi dan meminta maaf karena kesalahan data dan penjelasan itu. Agar tidak terjadi salah pemahaman di masyarakat.

Setiap pejabat publik yang tak bisa memahami fungsi dan tugas yang diinstruksikan kepala pemerintahan, kata Umam, wajib dikoreksi.

”Ini jadi bahan evaluasi tidak hanya kepada Pak Thomas Lembong, tapi juga pejabat publik lainnya di pemerintahan,” ucap Umam lagi.

Sebelumnya Tom Lembong dalam konferensi pers menyatakan, berdasarkan riset Google Temasek 4 perusahaan berstatus Unicorn asal Indonesia milik Singapura. “Kalau kita lihat riset oleh Google dan Temasek yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital Asean, 4 unicorn kita malah diklaim unicorn mereka (Singapura),” kata Lembong di kantornya, Selasa (30/7).

Dari cuitan twitternya Kepala BKPM ini merujuk pada riset Google-Temasek tahun 2016 dimana saat itu belum ada unicorn.

Pernyataan Tom Lembong ini muncul sehari setelah bos Softbank Masayoshi Son bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (29/7). Usai pertemuan itu Masayoshi bilang ingin menjadikan Grab sebagai unicorn kelima asal Indonesia setelah Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.

Laporan Statista Digital Economy Compass 2019 menyebutkan bahwa jumlah unicorn asal Indonesia ada 4. Jumlah yang sama juga dimiliki oleh Israel dan Prancis. Jumlah unicorn terbanyak berada di Amerika Serikat sebanyak 162 perusahaan, disusul China 91 perusahaan dan Inggris 14 perusahaan berstatus Unicorn.

Usai Lembong menyebut 4 unicorn yang dibanggakan Jokowi diklaim milik Singapura, bantahan dari 4 perusahaan itu langsung bermunculan.

“Kami tidak mempunyai induk perusahaan di negara lain,” kata VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak lewat pernyataan tertulis, Selasa.

Sementara Gojek dalam rilis resminya menegaskan bahwa sebagai karya anak bangsa, seluruh penanaman modal dan investasi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. ditanamkan dan dibukukan penuh di Indonesia.

“Kami tidak memiliki perusahaan Singapore sebagai induk perusahaan. Kami selalu melaporkan penanaman modal tersebut sesuai amanat yang diberikan oleh BKPM,” tegas Nila Marita Corporate Affair Gojek dalam rilis resminya, Selasa malam (30/7).

Gojek adalah perusahaan rintisan Indonesia, dengan head office di Indonesia dan 90% dari pegawai orang asli Indonesia.

Menurut Nila, investasi Gojek senantiasa disalurkan untuk pengembangan usaha dan ekosistem di Indonesia, sehingga sebagai perusahaan lokal Gojek kini telah mendunia.

“Komitmen kami Gojek dapat terus melayani ratusan juta konsumen serta memberikan akses pendapatan kepada jutaan rakyat Indonesia. Saat ini kami memiliki lebih dari 2 juta mitra driver, 400 ribu merchants dan puluhan ribu mitra penyedia layanan GoLife di Indonesia,” tutup Nila.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin