“Selama Bulan Agustus 2019 juga terjadi gempa swarm. Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo relatif kecil dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal,” kata dia.
Gempa swarm Madiun, kata dia, terjadi pada 3 Agustus 2019 dengan terjadi gempa lebih dari 19 kali dalam sehari. Selanjutnya adalah swarm juga terjadi di sebelah barat daya Kaki Gunung Salak pada 10-28 Agustus 2019. Selama sekitar 18 hari terjadi gempa lebih dari 84 kali hingga masyarakat resah dan sebagian mengungsi di perkebunan teh.
“Patut disyukuri bahwa aktivitas Swarm saat ini sudah mereda,” katanya.
Dia mengatakan fenomena swarm di Indonesia sudah terjadi beberapa kali, seperti aktivitas swarm di Klangon, Madiun (Juni 2015), Jailolo, Halmahera Barat (Desember 2015) dan Mamasa, Sulawesi Barat (November 2018).
“Jika kita belajar dari berbagai kasus gempa swarm di berbagai wilayah sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm memiliki struktur yang kuat,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: