Bengkulu, Aktual.com – Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebutkan bahwa, pengakuan warga yang melihat benda asing dari langit yang jatuh di kawasan hutan sekitar Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejanglebong, belum tentu meteor.

“Kami belum bisa menyebutkan apa persisnya benda asing itu, jadi belum bisa disebut meteor,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto, di Bengkulu, Selasa (27/10).

Ia mengatakan, pemerintah daerah yang memiliki wewenang untuk melakukan penyelidikan, bila ada dugaan bahwa benda asing tersebut jatuh dari langit, maka segera dilaporkan ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Analis BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang, Yoki Gustiawan juga menyebutkan bahwa benda asing yang jatuh dari langit menjadi wewenang LAPAN.

Saat ini kata dia, Kepala BMKG Stasiun Geofisika yang berkantor di Kepahiang, daerah perbatasan dengan Kabupaten Rejanglebong, tengah berada di Jakarta.

“Kami belum bisa memberikan keterangan, karena pimpinan juga ada di Jakarta dan kalau soal benda asing dari langit itu wewenang LAPAN,” ucapnya.

Sebelumnya, warga perbatasan Kabupaten Rejanglebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu, Senin (26/10) malam dikejutkan suara dentuman keras yang diduga meteor jatuh.

Warga Desa Pelalo, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejanglebong, Gunardi, mengatakan sekitar pukul 19.00 WIB, ia dan sejumlah rekannya melihat cahaya kilat di langit Rejanglebong yang disusul dengan bunyi ledakan besar dari dalam hutan.

“Setelah kilatan itu lalu ada bunyi dentuman atau mirip ledakan keras, tapi kami tidak tahu posisinya,” katanya.

Tidak hanya warga Desa Pelalo, warga di Desa Penanjung Panjang, Kabupaten Kepahiang yang berbatasan dengan Kabupaten Rejanglebong juga membenarkan adanya kilatan di langit yang mirip dengan meteor.

Untuk membuktikan keberadaan benda asing itu, Kepolisian Resor Rejanglebong, pada Senin malam langsung mencari lokasi benda asing itu diperkirakan jatuh yakni di sekitar Desa Pelalo.

Kepala Bagian Operasi Polres Rejanglebong Kompol Rudy S, mengaku sudah turun ke Desa Pelalo, namun belum menemukan jenis benda apa yang jatuh ke hutan lindung di sekitar desa tersebut.

Rombongan tim Polres Rejanglebong bersama dengan sejumlah wartawan dan warga setempat, kata dia, melakukan pencarian dengan berjalan kaki ke dalam hutan, berjarak 10 kilometer dari desa.

Medan yang terjal membuat usaha pencarian hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki yang memakan waktu lebih kurang dua jam perjalanan.

“Kami sempat melihat adanya kobaran api seperti hutan terbakar dan belum menemukan tanda-tanda atau serpihan benda asing, pencarian masih berlanjut,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: