“Dimana pada saat perubahan arah angin dari barat ke timur, kondisi cuaca mulai berubah ke fluktuatif, dari curah hujan menurun menjadi bertambah, ditandai dengan banyaknya hari hujan,” kata Adi Istiyono.
Sesuai data sepanjang 15 tahun, puncak musim penghujan yang mengakibatkan bencana banjir di wilayah Sultra khususnya Kota Kendari, terjadi pada bulan Mei dan Juni.
Disisi lain BMKG Kendari juga mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi yang berlaku sejak 26-29 Mei, tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan laut Baubau, Kepulauan Wakatobi, Menuui-Kendari, laut Banda timur Sultra, teluk tolo dan perairan kepulauan Banggai.
Potensi terjadinya bencana banjir di Kota Kendari, diakui warga yang setiap tahun ikut merasakan dampak musibah tersebut.
“Hampir setiap tahun wilayah kami menjadi langganan banjir, dengan ketinggian 50 centimeter hingga satu meter,” tutur Ny Muksin, warga Lepo-Lepo Kota Kendari.
Artikel ini ditulis oleh: