Jakarta, Aktual.com — Ancaman bahaya gempa bumi yang terpusat di darat maupun laut memiliki kesamaan. Untuk itu masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta diminta sadar bahwa mereka tinggal di daerah rawan bencana.
Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Bambang Subagyo, Sabtu (26/9). Dia mengatakan gempa darat ada beberapa titik yang berada di Yogyakarta.
“Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang rawan bencana di antaranya gempa. Gempa ada yang terpusat di laut dan di darat, tetapi keduanya memiliki ancaman bahaya yang sama,” katanya di Sleman.
Dia mengatakan, gempa yang terjadi di DIY pada Jumat (25/9) malam itu aktivitas tektonik terpusat di sebelah barat laut Wonosari, Gunung Kidul. Kedalaman delapan kilometer dengan kekuatan 4,6 skala Richter (SR).
Dia mengatakan hal itu bukan karena Gunung Kidul banyak sungai-sungai bawah tanah, melainkan ada titik-titik potensi aktivitas gempa tektonik. “Titik aktivitas tektonik tersebut cukup banyak dan kecil-kecil, tetapi yang paling rawan dalam gempa darat itu adalah jalur patahan Sungai Opak-Oya. Kalau patahan Opak-Oya itu sudah jelas,” katanya.
Bambang mengimbau masyarakat untuk selalu siap sewaktu-waktu jika terjadi bencana gempa, sebab selama ini belum ada satu pun negara maupun alat yang bisa mendeteksi lebih awal akan ada gempa.
“Potensi terjadinya gempa, tergantung energi yang terkumpul, ketika titiknya sudah tidak kuat menahannya, baru akan dilepaskan dalam bentuk getaran itu,” katanya.
Dia mengatakan, dengan mengetahui bagaimana menyikapinya, bencana gempa bumi sebenarnya tidak berbahaya. “Saat gempa besar pada 2006, yang terjadi di wilayah selatan DIY. Peristiwa tersebut memang mengakibatkan ribuan korban jiwa, terutama dari Kabupaten Bantul. Namun, saat itu juga ada isu Tsunami, Seharusnya, ada orang yang ditolong karena tertimpa bangunan, tapi malah lari karena ada isu tsunami,” katanya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan ketika menghadapi bencana ini adalah dengan tidak panik. Kemudian, mencari tempat yang lapang. “Yang berbahaya itu kan ketika tertimpa bangunan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu