Peristiwa gempa dahsyat tersebut banyak ditulis dan diberitakan dalam berbagai surat kabar Pemerintah Hindia Belanda saat itu. Jumlah korban jiwa meninggal akibat gempa Kerinci saat itu sangat banyak mencapai lebih dari 230 orang, sementara korban luka ringan dan berat dilaporkan juga sangat banyak.

Sejarah gempa dahsyat yang melanda Kerinci pada 1909 kemudian terulang kembali pada 1995. Gempa Kerinci 1995 berkekuatan magnitudo 7,0 terjadi pada 7 Oktober 1995 yang mengakibatkan kerusakan parah di Sungaipenuh, Kabupaten Kerinci.

Gempa Kerinci menyebabkan 84 orang meninggal, 558 orang luka berat dan 1.310 orang luka ringan. Sementara 7.137 rumah, sarana transportasi, sarana irigasi, tempat ibadah, pasar dan pertokoan mengalami kerusakan.

“Ada pelajaran penting yang dapat kita petik dari peristiwa gempa di Solok Selatan termasuk catatan gempa Kerinci 1909 dan 1995. Bahwa, keberadaan zona Sesar Besar Sumatera harus selalu kita waspadai,” katanya.

Sebab jika terjadi aktivitas pergeseran sesar tersebut maka efeknya dapat sangat merusak karena karakteristik gempanya yang berkedalaman dangkal dan jalur sesar yang berdekatan dengan permukiman penduduk.

Artikel ini ditulis oleh: