Jakarta, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Rabu (13/6) sore, telah terjadi enam gempa bumi susulan di Mentawai, Sumatera Barat, setelah daerah itu diguncang gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala richter pada Rabu pukul 06.08 WIB.
“Hingga pukul 14.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan sebanyak enam kali,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Gempa susulan pertama, kata Rahmat, terjadi pada pukul 06.46 WIB dengan kekuatan 5,5 skala ricther (SR), kemudian pukul 09.07 WIB 5,6 SR, pukul 09.34 WIB 3,5 SR, pukul 13.17 WIB 3,4 SR, pukul 13.59 WIB 5,6 SR, dan pukul 14.15 WIB 4,1 SR.
Jika merujuk pada lokasi dan kedalaman gempa bumi yang terjadi pada Rabu pagi, BMKG menyimpulkan gempa tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal.
Adapun pusat gempa bumi terjadi pada koordinat 2,0 lintang selatan dan 98,76 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 kilometer arah barat Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan kedalaman 13 kilometer.
Gempa di Mentawai disebabkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera.
Konvergensi kedua lempeng tersebut, ujar Rahmat, membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik.
Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan, guncangan gempa dirasakan di daerah Tua Pejat, Mentawai dengan kekuatan III-IV MMI dan Padang II MMI.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Antara
Artikel ini ditulis oleh:
Antara