BMKG (Istimewa)

Lhokseumawe, aktual.com – Pihak Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar berhati-hati dengan fenomena haze (kekaburan udara) di wilayah udara Lhokseumawe, Aceh, dan sekitarnya, karena bisa membatasi jarak pandang terhadap penerbangan dan pelayaran.

Prakirawan BMKG Stasiun Malikukussaleh, Aceh, Arijuddin di Lhokseumawe, Kamis (31/1) menyatakan, jarak pandang agak terbatas karena terlihat seperti diselimuti oleh kabut asap, padahal bukan kabut asap akan tetapi sebuah fenomena alam biasa pada pagi hari.

“Udara seperti terlihat kabur, hal ini dikarenakan adanya partikel-partikel kecil yang melayang-layang di udara. Hal itu dikarenakan suhu udara pada pagi hari tergolong rendah dengan kelembaban yang tinggi, sehingga terjadi kondisi seperti terlihat kabur,” ungkap dia.

Sebutnya, kondisi suhu udara pada pagi hari di wilayah Lhokseumawe dan sekitarnya berkisar pada angka 23.8 derajat celsius dan kelembaban udara sekitar 97 persen, sehingga kondisi mempengaruhi terjadinya fenomena Haze yang dapat mengurangi jarak pandang terbatas hanya 5 Km.

Selain itu, angin pada pagi hari juga dalam kondisi calm (tenang) serta adanya awan menengah jenis altocumulus yang cukup tebal, sehingga menyebabkan matahari tidak dapat tembus ke permukaan sehingga partikel-partikel kecil yang melayang di udara lama hilang.

“Namun disaat sinar matahari sudah menembus awan altocumulus tersebut, maka kekaburan udara tersebut langsung berangsur-angsur menghilang,” jelas Arijuddin.

Sebagaimana disebutkan olehnya, dampak dari fenomena Haze tersebut adalah kekaburan udara, sehingga membatasi jarak pandang.

Oleh karena itu, yang melakukan aktivitas pelayaran seperti nelayan, juga perlu berhati-hati meskipun jarak pandang terbatas 5 Km, kata prakirawan BMKG mengingatkan.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin