epa00843003 Indonesia motorists ride in a smoky area in Palangkaraya, Central Kalimantan province, Borneo island on Wednesday 18 October 2006. The haze caused by fires set illegally to clear land in Indonesia's Sumatra and Borneo islands has blanketed neighbouring Malaysia and Singapore in past weeks, sending air quality to unhealthy levels and disrupting flights and sea navigation. EPA/SETO RAMDANI

Pekanbaru, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 22 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di lima kabupaten dan kota se-Provinsi Riau.

“Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pukul 05.00 WIB hari ini terpantau 22 titik panas tersebar di Bengkalis, Meranti, Pelalawan, Rokan Hilir dan Siak,” kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Kamis (7/4).

Ia menjelaskan dari lima kabupaten dan kota yang terpantau adanya titik panas, Bengkalis dan Meranti merupakan penyumbang terbanyak dengan masing-masing tujuh dan delapan titik.

Selanjutnya Rokan Hilir dan Pelalawan masing-masing dua titik dan Siak tiga titik. Lebih lanjut, Sugarin mengatakan bahwa dari 22 titik panas yang terpantau, 13 diantaranya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

“13 titik api terdeteksi enam di Bengkalis, enam di Meranti dan satu titik di Siak,” jelasnya.

Menurut Sugarin, ke enam titik api yang terpantau di Bengkalis berlokasi di Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis. Sementara itu untuk di Meranti terpantau di Rangsang dan Tebing Tinggi serta satu titik terpantau di Kabupaten Siak tepatnya di Kecamatan Siak.

Dikatakan Sugarin, kebakaran lahan yang melanda wilayah Riau bagian timur pesisir seperti Bengkalis, Meranti, Siak dan Rokan Hili telah berdampak pada memburuknya kualitas udara.

Sugarin mengatakan pagi ini udara di Kota Dumai terpantau diselimuti kabut asap dengan jarak pandang berkisar 3 Kilometer.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara