Palembang, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan, lima daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu berpeluang hujan ringan.
“Hari ini kondisi cuaca di Muaraenim, Pali, Musirawas, Sekayu, dan Pangkalanbalai diprakirakan hujan ringan setelah beberapa pekan sebelumnya tanpa hujan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama di Palembang, Selasa (6/10).
Dia menjelaskan, kota yang diprakirakan hujan ringan itu memiliki suhu udara berkisar 23–33 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 45–97 persen, kecepatan angin sekitar 30 km/jam dengan arah angin menuju tenggara.
Sedangkan 12 kota lainnya yakni Palembang, Baturaja, Kayua Agung, Lahat, Martapura, Muaradua, Indralaya, Tebingtinggi, Pagaralam, Lubuklinggau, dan Prabumulih diprakirakan berawan.
Kota yang diprakirakan berawan itu memiliki suhu udara berkisar 23–34 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 43–96 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin daerah ini seluruhnya menuju tenggara, katanya.
Sementara sebelumnya berdasarkan data monitoring hari tanpa hujan berturut-turut per 10 September 2015 sebagian besar wilayah Sumsel tidak ada hujan dengan kriteria sangat panjang 31–60 hari, kemudian setelah tanggal itu terdapat beberapa daerah diguyur hujan ringan hingga sedang termasuk Kota Palembang diguyur hujan pada 19 September.
Hujan yang mulai mengguyur wilayah Sumsel ini diprakirakan akan cukup sering pada Oktober 2015 dan diharapkan dapat segera mengatasi masalah kabut asap yang telah mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.
Dalam kondisi cuaca yang cukup ekstrem dan kualitas udara buruk akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan, meskipun mulai ada tanda-tanda akan turun hujan masyarakat diimbau agar tetap mewaspadai ancaman bencana dampak negatif musim kemarau itu, kata Indra.
Menghadapi kondisi cuaca tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dan satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan berupaya secara maksimal mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, serta bencana kabut asap dengan melakukan berbagai tindakan antisipasi.
Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Yulizar Dinoto menjelaskan menghadapi kondisi panas akhir-akhir ini pihaknya berupaya meningkatkan tindakan tanggap darurat seperti melakukan operasi darat dan udara di daerah yang terdeteksi banyak titik panas, serta mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), dan menggelar shalat minta hujan.
Akhir-akhir ini jumlah titik panas atau “hotspot” berfluktuasi dan cenderung meningkat sehingga perlu dilakukan upaya meminimalkan titik panas serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang kini mengakibatkan bencana kabut asap yang mulai mengganggu berbagai aktivitas seperti sekolah dan penerbangan serta banyak masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), ujar Yulizar.
Artikel ini ditulis oleh: