Hujan Lebat
Awan hitam menggelanyut di langit Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (3/11/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang dapat terjadi di sejumlah daerah di Indonesia hingga 6 November 2021 termasuk Sulawesi Selatan sehingga masyarakat diharapkan mewaspadai potensi cuaca ekstrem tersebut. ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp (ANTARA/ARNAS PADDA)

Trenggalek, Jatim, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi hingga sepekan ke depan efek fenomena global La Nina yang bisa memicu serangkaian bencana hidrometorologi di daerah-daerah, terutama di kawasan pesisir selatan.

“BMKG Juanda sudah mengeluarkan rilis resmi tentang prospek prediksi cuaca untuk sepekan ke depan. Daerah mana saja yang perlu diwaspadai bencana hidrometeorologi,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Trenggalek, Selasa (11/10)

Ia menyebut sejumlah potensi bencana harus diwaspadai masyarakat, seperti puting beliung, angin kencang, banjir dan longsor.

Potensi bencana hidrometeorologi ini mengancam wilayah-wilayah yang secara geografis ada di sekitar kawasan pesisir selatan Jatim bagian barat, seperti Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Pacitan, Malang, Batu serta daerah daerah Tapal Kuda (Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan dan Probolinggo.

Untuk itu, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk waspada dan memperhatikan informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG.

Langkah mitigasi juga selayaknya dipersiapkan, baik oleh warga maupun pemerintah daerah guna meminimalkan risiko kerusakan, kerugian material maupun korban jiwa.

Misalnya dengan membersihkan lingkungan, memetakan titik daerah rawan banjir/longsor serta menyiapkan drainase untuk pembuangan air hujan agar masuk sungai dan mengalir ke laut.

“Pastikan air bisa mengalir dengan baik, tidak ada hambatan atau sumbatan, yang bisa mengakibatkan longsor atau banjir,” ujarnya.

Eko menambahkan peringatan dan informasi cuaca akan sia-sia jika tidak ada respons yang cepat dari seluruh masyarakat dan komponen penanggulangan bencana.

“BMKG sudah merilis potensi cuaca ekstrem hingga seminggu ke depan, masih ada potensi cuaca ekstrem khususnya Jawa Timur, maupun Trenggalek,” ujarnya.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Juanda Taufiq Hermawan menambahkan, cuaca buruk di Jawa Timur dipengaruhi oleh fenomena global La Nina dan gelombang

BMKG menyebut curah hujan tinggi akan mencapai puncaknya pada Desember dan Januari mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: As'ad Syamsul Abidin