“Model ada banyak yang bisa digunakan, dengan memasukkan berbagai parameter bisa muncul puluhan prediksi,” kata Muhamad Sadly.
Dia menjelaskan, para peneliti mengeluarkan model dari teori dan penelitian tahap awal.
“Jadi penelitian hanya untuk memberikan edukasi bukan menakuti-nakuti masyarakat serta membangun kepedulian dan kesadaran masyarakat bahwa negara kita memang rawan bencana,” tambah dia.
Sebelumnya Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto dengan tegas mengatakan bahwa isu potensi tsunami di Pulau Jawa bagian barat adalah sebuah kajian pemodelan secara ilmiah.
“Datangnya bisa saja masih lama, bisa saja juga tidak terjadi. Masyarakat tidak perlu galau dengan pemberitaan yang tidak lengkap atau sensasional,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara