Berdasarkan analisa medan angin pada 22 Januari 2019, terdapat pusat tekanan tinggi di (1014 mb) di Asia dan pusat tekanan rendah (1005mb) di Samudera Hindia barat Australia dan pada 23 Januari 2019, pusat tekanan tinggi di Asia (1012mb) dan pusat tekanan rendah (999mb) di Australia.
“Dari pantauan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), tekanan rendah ini meningkat menjadi siklon tropis Riley, bergerak kearah barat dengan kecepatan 6 knot (12 km/jam), bergerak menjauhi wilayah Indonesia,” katanya.
Tekanan pada pusat siklon (990mb), kekuatan 45 knot (85 km/jam), dampak untuk wilayah Nusa Tenggara Timur hujan dengan intesitas sedang hingga deras disertai petir dan angin kencang, tinggi gelombang laut 2 7 meter, katanya menjelaskan.
Menurut dia, pada bulan Januari-Pebruari 2019 sebagian wilayah di Nusa Tenggara Timur, berada di puncak musim hujan, dimana pertumbuhan awan Cumulonimbus sangat segnifikan.
Kondisi ini, sering terjadi pada siang, sore dan malam hari mengakibatkan terjadinya cuaca buruk seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesat dengan kecepatan mencapai 20-30 knot atau 40 60 km/jam masih berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur, katanya menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: