Ilustrasi gelombang tinggi (ANTARA/Muhamad Nurman)

Cilacap, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY.

“Pada liburan akhir pekan yang dilanjutkan dengan libur Hari Raya Nyepi pada Senin (11/3) dan Cuti bersama pada Selasa (12/3) seperti saat sekarang, dapat dipastikan sebagian masyarakat berwisata dengan mengunjungi pantai,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap Jawa Tengah, Minggu (10/3).

Tetapi, dia mengingatkan bahwa saat berada di pantai, masyarakat sering kali tidak mempertimbangkan risiko gelombang tinggi yang bisa terjadi kapan saja karena mereka terlalu asyik bermain air atau berenang.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau agar masyarakat yang berlibur di pantai selatan Jabar-DIY untuk menghindari berenang atau bermain air terutama di wilayah pantai yang langsung terhubung dengan laut lepas, karena ada potensi gelombang tinggi hingga beberapa hari mendatang.

“Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi yang berlaku hingga Senin (11/3), dan akan diperbarui segera jika ada perkembangan lebih lanjut,” ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa peringatan dini gelombang tinggi diberikan karena tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY dan Samudra Hindia selatan Jabar-DIY diperkirakan mencapai kisaran 2,5-4 meter, sehingga dikategorikan sebagai gelombang tinggi.

Wilayah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi meliputi meliputi perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.

Selanjutnya, Samudra Hindia selatan Sukabumi, Samudra Hindia selatan Cianjur, Samudra Hindia selatan Garut, Samudra Hindia selatan Tasikmalaya, Samudra Hindia selatan Pangandaran, Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, Samudra Hindia selatan Purworejo, dan Samudra Hindia selatan Yogyakarta.

“Selain itu, tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta pada Rabu (13/3) diperkirakan mencapai 4-6 meter, sementara di perairan selatan Jabar-DIY diperkirakan berkisar 2,5-4 meter,” katanya.

Meskipun demikian, peringatan dini gelombang tinggi diberlakukan untuk 24 jam ke depan karena pihaknya masih terus memantau perkembangan cuaca di wilayah perairan dan samudra yang dinamis.

Lebih lanjut, Teguh menyatakan bahwa potensi gelombang tinggi dipengaruhi oleh pola angin di bagian selatan Indonesia yang umumnya bergerak dari arah barat-barat laut dengan kecepatan 8-35 knot.

Menurutnya, kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Pulau Sumba, Laut Bali, Laut Sumbawa, perairan utara Flores, Selat Sumba bagian timur, Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar, perairan Pulau Bonerate-Kalaoloa, dan Laut Flores.

“Kecepatan angin yang tinggi dan searah dapat meningkatkan tinggi gelombang laut,” tambahnya.

Dia juga mengingatkan seluruh pengguna jasa kelautan untuk memperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran. Menurut analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko bagi perahu nelayan.

Sedangkan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko bagi tongkang, dan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko bagi kapal feri.

“Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal berukuran besar seperti kapal kargo serta kapal pesiar,” kata Teguh.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan