Badung, aktual.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali membenarkan mereka menyita kokain seberat hampir 1.000 gram dari tiga warga negara asing di daerah wisata di Denpasar dan Badung.

Kepala BNN Bali, Brigadir Jenderal Polisi I Gde Sugianyar Dwi Putra, saat ditemui di acara penutupan Festival Paduan Suara Internasional Bali ke-11, di Badung, Kamis malam (28/7), menyampaikan kokain itu telah digunakan dan didistribusikan ke pengguna dalam bentuk paket bungkusan.

Walaupun demikian, Sugianyar tidak dapat memberi informasi lebih detail karena BNN Bali masih mendalami temuan itu, termasuk memeriksa jaringan dan asal kokain.

Walaupun demikian, dugaan sementara kokain yang ditemukan di Bali berasal dari Eropa dan kemungkinan Panama, Amerika Tengah.

“Dari analisis sementara, rata-rata pengguna (kokain) orang asing, karena harganya mahal. Di Bali rata-rata harga sabu-sabu per gram kurang dari Rp2 juta, sementara kokain bisa Rp4 juta sampai dengan Rp5 juta per gram,” kata dia.

Oleh karena itu, sejauh ini BNN meyakini pengguna kokain di Bali merupakan kelompok masyarakat mampu mengingat harganya yang cukup mahal.

Ia menambahkan tiga WNA yang memiliki dan memakai kokain itu masih ditahan BNN Bali untuk diperiksa lebih lanjut.

Terkait penyitaan itu, Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Golose memuji kerja BNN Bali. “Saya terima kasih kepada BNN Bali karena kerjanya itu menyelamatkan pulau tercinta ini,” kata mantan kepala Polda Bali itu, selepas menutup acara festival.

Ia lanjut menyampaikan dia menginstruksikan secara khusus BNN di provinsi dan jajarannya di bidang pemberantasan untuk mengawasi dan menindak tegas peredaran kokain di Indonesia.

Kepala BNN beberapa bulan lalu juga telah berkeliling menemui otoritas di negara-negara yang diyakini sebagai pusat produksi kokain dunia di Amerika Latin membentuk kerja sama menindak dan mencegah peredaran narkotika itu.

“Kalau saya lihat memang (peredaran kokain) dari Kolombia turun ke Ekuador terus ke bawah ke Argentina, kemudian ke atas Panama,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Rizky Zulkarnain