Jakarta, Aktual.com – Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Ali Djohar mengatakan media sosial dan film berpengaruh besar terhadap penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh anak-anak.

“Dengan segala permohonan maaf, dunia perfilman kita belum berikan edukasi secara maksimal khususnya terhadap narkotika,” kata Ali di Jakarta, Selasa (6/3).

Menurut Ali, film sangat memengaruhi dan menjadi masalah besar dalam membuat pola pemahaman pada anak-anak.

Selain itu, arus informasi yang begitu deras dalam penggunaan internet dan media sosial juga sangat berpengaruh pada anak-anak hingga ke ranah penyalahgunaan narkotika. “Anak-anak sudah kecanduan media sosial,” ujar Ali.

Apalagi jika ditambah dengan kurangnya perhatian orang tua, misalnya pada orang tua pekerja, yang meninggalkan anak di rumah diasuh oleh asisten rumah tangga.

Ali menegaskan banyaknya kasus penyalahgunaan narkotika pada anak-anak terjadi saat anak berada pada lingkungan sekitar.

“Khusus untuk kasus anak, dikarenakan akibat pergaulan di luar sekolah. Jadi tidak di rumah, tidak di lingkungan sekolah, menjadi faktor anak-anak usia dini terpapar narkotika,” jelas Ali.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Kesehatan Siti Hikmawati menekankan agar para orang tua memberikan perhatian kepada anak-anaknya, terlebih saat anak berada di luar rumah dan di luar sekolah.

Orang tua juga wajib menjalin komunikasi yang baik dengan anak dalam kondisi apapun. Tujuannya agar anak mau bercerita kepada orang tua saat merasa sedih dan mencegah menulis status di media sosial.

Siti menyebutkan sindikat narkoba dan kekerasan anak lainnya bisa memantau kondisi kejiwaan anak melalui media sosial dan kemudian menawarkan narkoba.

Bahkan Ali mengemukakan peredaran dan penjualan narkoba bisa dilakukan melalui media sosial dan situs-situs daring dengan menggunakan kode-kode tertentu.

ANT

Artikel ini ditulis oleh:

Antara