Jakarta, Aktual.co — Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan narkotika yang ditemukan saat pemeriksaan kualitatif melalui tes urin di lapangan jangan dijadikan dasar untuk menghukum seseorang.
“Pemeriksaan kualitatif yang biasanya dilaksanakan di awal melalui tes urin tidak bisa jadi patokan bahwa orang itu pemakai narkoba,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kombes Pol Sumirat Dwiyanto di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan setelah prosesi tes kualitatif melalui urin di lapangan, seharusnya ada tes lanjutan yang bersifat kuantitatif yang dilaksanakan di lab dengan mengambil contoh rambut, darah dan urin.
“Dengan uji lab yang bersifat kuantitatif kita bisa tahu apakah hasil positif yang didapatkan saat tes di awal pada yang bersangkutan adalah positif sebenarnya atau semu,” katanya.
Hasil positif pada saat tes awal tersebut, dapat terjadi karena dua faktor yaitu, yang bersangkutan memang pengguna narkoba ataupun hanya mengkonsumsi obat dari resep dokter yang terdapat kandungan narkotik di dalamnya.
Sumirat mencontohkan hasil temuan saat dilakukan tes awal yang dilakukan sesaat setelah FI mendarat pukul 08.50 WITA pada (1/1) di Bali dengan nomor penerbangan QZ7510 dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke Bandara Internasional Ngurah Rai.
“Dalam urin FI ditemukan Codenin yang termasuk Narkotika Golongan III menurut UU Narkotika Nomor 35 Tahun 2009, ” katanya.
Codenin yang biasanya ada dalam morfin itu, lanjut Sumirat, ada dalam urin FI karena obat-obatan yang diberikan sesuai resep dokter. Hal tersebut diketahui setelah adanya tes lanjutan di lab.
“Setelah kami cek resep dokter, ada obat-obat tertentu yang mengandung Codenin, tetapi pemakaiannya benar dan sesuai resep dokter, artinya bukan penyalahgunaan narkotika,” katanya.
Atas temuan tersebut Sumirat mengharapkan masyarakat jangan takut jika akan hasil saat pemeriksaan awal karena hasil sebenarnya baru didapatkan saat uji lanjutan di lab.
“Uji di lapangan mungkin sekitar lima hingga 10 menit itu bukan hasil sebenarnya namun hasil lab yang membuktikan apa dia positif pengguna atau hanya pengaruh obat dokter,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby