Warga mengais barang diantara reruntuhan di villa Tamaro yang porak poranda diterjang tsunami di Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Minggu (23/12/2018). BPBD setempat mencatat sedikitnya 49 orang tewas dan ratusan rumah hancur diterjangan tsunami di sepanjang pesisir Banten mulai Pantai Anyer, Carita, Panimbang hingga Tanjung Lesung. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.

Jakarta, Aktual.com – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan sebanyak 6.184 rumah rusak akibat gempa bermagnitudo 6,5 di Maluku pada Kamis (26/9).

“Data hingga Kamis (3/10), rumah rusak berat 1.990 unit, rusak sedang 1.101 unit, dan rusak ringan 3.093 unit. Selain itu, 56 fasilitas umum juga rusak,” kata Agus, Jumat (4/10).

Agus mengatakan gempa Maluku juga menyebabkan 34 orang meninggal dunia, 149 orang luka-luka dan yang masih mengungsi 179.525 orang.

Menurut Agus, jumlah pengungsi masih cukup banyak karena tidak memahami status tanggap darurat yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

“Mereka beranggapan selama masa tanggap darurat sebaiknya masih berada di pengungsian. Akibatnya, banyak yang memutuskan tetap di pengungsian hingga masa tanggap darurat berakhir pada Rabu (9/10),” tuturnya.

Agus mengatakan bantuan logistik yang didistribusikan melalui posko provinsi, kabupaten maupun yang secara langsung ke lokasi pengungsian semakin merata. BNPB masih terus membantu pemerintah daerah selama masa tanggap darurat.

Artikel ini ditulis oleh: