Sejumlah wisatawan dan masyarakat suku Tengger menuju kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (21/7). Upacara Kasada merupakan upacara adat masyarakat Suku Tengger sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus meminta berkah dan menjauhkan dari malapetaka. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/nz/16

Probolinggo, Aktual.com – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Gunung Bromo yang berada di perbatasan empat kabupaten yakni Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Malang, dan Pasuruan, Jawa Timur aman dikunjungi, meskipun mengalami erupsi secara fluktuatif selama beberapa hari terakhir.

“Erupsi yang terjadi hanya menyemburkan abu vulkanik dan pasir. Bukan kerikil atau lava pijar yang disemburkan dari kawah Gunung Bromo,” kata Sutopo dalam siaran persnya yang diterima di Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/3) malam.

Berdasarkan pengamatan Gunung Bromo pada 19 Maret 2019 pukul 06.00-12.00 WIB terjadi lima kali letusan, kemudian asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas sedang hingga tebal yang tingginya 900 – 1.500 meter dari puncak kawah, serta hujan abu turun di Pos Pengamatan Gunung Bromo, kemudian terdengar suara gemuruh dan dentuman dari kawah.

Sebelumnya pada Senin (18/3) pukul 00.00 hingga 24.00 WIB tercatat terjadi 28 kali letusan dengan amplitudo 25 – 34 mm selama 17 – 889 detik, tremor menerus amplitudo 0,5 – 30 mm, dominan 2 mm. Tinggi kolom abu vulkanik berkisar 500 hingga 1.500 meter, kemudian asap kawah bertekanan lemah, sedang hingga kuat berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal.

“Status Gunung Bromo tetap waspada (level II), meskipun hampir setiap hari erupsi. Masyarakat dan wisatawan diimbau tidak memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo, kemudian disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata untuk menghindari abu vulkanik,” katanya.

Sutopo menjelaskan PVMBG terus melakukan pemantauan aktivitas vulkanik, kemudian BPBD di sekitar Gunung Bromo, seperti BPBD Kabupaten Malang, BPBD Pasuruan, BPBD Lumajang, dan BPBD Probolinggo juga melakukan langkah-langkah antisipasi jika ada peningkatan status dan masker sudah dibagikan kepada pengunjung.

“Aktivitas wisata di Gunung Bromo berjalan normal dan sebaran abu vulkanik juga belum mengganggu jalur penerbangan sehingga Bandara Abdul Rachman Saleh Malang karena hingga saat ini masih tetap beroperasi normal,” tuturnya.

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu takut dengan adanya erupsi Gunung Bromo, justru dapat menikmati erupsi yang tidak ditemukan di semua gunung karena di balik erupsi sesungguhnya banyak berkah yang ada, apalagi kemarin terjadi aliran permukaan menyerupai sungai yang melintas lautan pasir Bromo.

“Hujan yang turun di sebelah barat dari puncak Gunung Bromo di daerah Pasuruan kemudian mengalir melintasi lautan pasir di kawasan Gunung Bromo hingga meresap di ke dalamnya, sehingga wisata di Gunung Bromo tetap aman. Jangan takut atau khawatir dengan adanya erupsi karena Bromo tetap menawan dan menyimpan penuh kenangan,” ujarnya.

antara

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan