Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei (kedua kanan), bersama Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit (kanan), dan kepala daerah di kawasan pesisir mengikuti rapat evaluasi evakuasi pascagempa di Padang, Sumatra Barat, Kamis (3/3). BNPB mengevaluasi proses evakuasi yang terhambat karena ruas jalan tidak mencukupi dan selter banyak yang tidak bisa dimanfaatkan serta tidak berfungsinya sirine tsunami. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/kye/16

Padang, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei meminta agar gempa 7.8 SR di Barat Daya Mentawai/Samudera Hindia, Rabu (2/3) malam, dijadikan media untuk mengevaluasi kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana.

“Ada hikmah yang sangat besar di balik bencana gempa ini. Meskipun sempat membuat banyak warga mengungsi, tetapi ini merupakan bahan evaluasi yang tidak ternilai harganya,” katanya saat menghadiri rapat evaluasi pasca-bencana gempa Mentawai/Samudera Hindia di Padang, Kamis (3/3).

Menurutnya, kelemahan dan kekurangan dari cara penanganan bencana gempa dan tsunami di Sumbar telah tergambar dengan baik saat kejadian gempa itu.

“Semua pemangku kepentingan, harus melakukan evaluasi menyeluruh,” tegasnya.

Ia mengatakan, evaluasi yang penting itu, terkait apakah Early Warning System (EWS) sudah berjalan dengan baik, apakah masyarakat benar-benar telah memahami apa yang harus dilakukan setelah EWS, bagaimana kesiapan shelter untuk menampung masyarakat, dan apakah jalur evakuasi sudah memadai.

“Ini semua sangat berkaitan dengan keselamatan masyarakat jika benar-benar terjadi bencana,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara