Sejumlah kendaraan menerobos banjir yang merendam di depan kampus Trisakti dan Untar,Grogol, Jakarta, Selasa (21/2/2017). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa ada 54 titik banjir yang tersebar di wilayah Jakarta dengan ketinggian bervariasi. AKTUAL/Munzir
Sejumlah kendaraan menerobos banjir yang merendam di depan kampus Trisakti dan Untar,Grogol, Jakarta, Selasa (21/2/2017). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa ada 54 titik banjir yang tersebar di wilayah Jakarta dengan ketinggian bervariasi. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan penanggulangan bencana memerlukan kolaborasi dan kemitraan yang kuat antara pemerintah dengan masyarakat.

“Hari Kesiapsiagaan Bencana merupakan salah satu upaya untuk memperkuat kolaborasi dan kemitraan itu. Penanggulangan bencana adalah urusan bencana. Tidak bisa hanya pemerintah,” katanya, Kamis (26/4).

Willem mengatakan Hari Kesiapsiagaan Bencana memiliki arti penting untuk menciptakan budaya sadar bencana. Bila tidak ada kesadaran terhadap bencana, maka korban akan lebih sulit untuk diselamatkan.

Bila budaya sadar bencana sudah terbentuk, setiap orang paham ancaman bencana di wilayahnya masing-masing. Selain memahami ancaman bencana, mereka juga paham tentang sistem peringatan bencana dan bagaimana menanggapi sistem peringatan itu.

Karena itu, pelatihan menghadapi bencana harus sering dilakukan. Apalagi, Indonesia berada di wilayah yang rawan bencana.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid