Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat Rapat Tingkat Menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (11/12/2023). (ANTARA/HO-BNPB)

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana akan merilis peta jalur mudik yang berpotensi rawan bencana, sebagai pedoman bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

“Peta rawan bencana, termasuk banjir, cuaca ekstrem, dan longsor, akan disebarkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah, memungkinkan para pelancong memahami tingkat risiko di daerah masing-masing,” kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dalam Rapat Tingkat Menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (11/12).

Suharyanto menjelaskan bahwa penyusunan peta ini merupakan langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi guna mengurangi dampak bencana. Selain itu, BNPB juga mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh wilayah untuk bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah hingga Februari 2024.

Wilayah yang perlu mendapatkan perhatian khusus, menurutnya, melibatkan Provinsi Lampung, Bali, dan provinsi-provinsi di Pulau Jawa yang rawan terhadap potensi bencana.

Dalam rangka persiapan darurat menjelang libur Natal dan Tahun Baru, pemerintah daerah diminta untuk mendirikan pos komando, menyusun rencana operasi, dan menyiapkan peralatan yang diperlukan.

“Kami mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan status siaga darurat, sehingga mereka dapat bersiap sebelum terjadi bencana dan menerima bantuan sumber daya dari pusat,” ucapnya.

Suharyanto juga mengimbau pemerintah daerah untuk mengambil langkah antisipatif sesuai dengan karakteristik wilayahnya masing-masing.

Antisipasi tersebut mencakup memastikan sistem drainase efektif dan bersih dari sampah di kawasan perkotaan, serta memanfaatkan sistem pemantauan cuaca atau peringatan dini untuk mendeteksi potensi hujan lebat. Di wilayah perbukitan, penting untuk mewaspadai retakan tanah kering yang rentan terhadap longsor, dengan menerapkan teknik konservasi tanah dan air, serta merawat jalur hijau untuk mengurangi erosi dan longsor.

Sementara itu, di kawasan pegunungan, diperlukan kewaspadaan terhadap banjir lahar dingin saat hujan intensitas tinggi, serta membersihkan pohon tumbang yang dapat menghambat aliran sungai di hulu.

“Untuk kawasan pesisir, perlu waspada terhadap potensi banjir rob, selalu memantau prediksi cuaca dan tinggi gelombang, serta memperbaiki dan merawat pelindung pantai untuk menghindari abrasi, banjir rob, dan gelombang tinggi,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan